Dua tahun sudah aku dan Lisa menjalani hubungan, sejak duduk di bangku kelas dua SMA. Lisa merupakan anak tunggal dari pengusaha ternama di Kota kami. Selama dua tahun aku dan Lisa menjalani hubungan berjalan biasa biasa saja layaknya orang pacaran pada umumnya. Setiap hubungan pasti ada saja masalah tapi itu yang membuat kami selalu langgeng dan komunikasi tetap berjalan dengan baik, untuk setiap masalah kami selalu membicarakan dengan kepala dingin dan berdua saja tanpa membesar besarkan masalah.
Aku dan Lisa memiliki banyak kesamaan, banyak yang bilang kami jodoh. Setiap kali kami bertemu atau ngobrol lewat HP kami selalu menceritakan tentang mimpi mimpi dan cita cita kami masing masing, aku yang ingin menjadi sarjana pertanian dan Lisa ingin menjadi guru matematika.
Setelah tamat dan lulus dari SMA, aku dan Lisa harus menjalani hubungan jarak jauh demi Mengejar cita cita dan mimpi kami masing masing. Aku harus pergi melanjutkan pendidikan ke luar Kota sedangkan Lisa harus melanjutkan pendidikan di kotanya sendiri. Karena Lisa anak tunggal orang tuanya tidak mau anak semata wayang mereka harus jauh dari keluarga.
Pukul 02.00 subuh aku, Lisa dan kedua kakakku berangkat menuju pelabuhan kapal ferry. Waktu di layar Hp menunjukan pukul 06.15, empat jam kami berjalan menuju pelabuhan kapal ferry akhirnya berempat tiba dengan selamat. Raga yang lemah harus paksa masuk dalam kerumunan antrian tiket di loket penjualan. Setelah mendapatkan tiket aku, Lisa dan kedua kakakku jalan menuju rumah makan untuk mengisi perut yang sudah mengamuk teriak minta asupan.
Setengah jam berlalu kami mendengar suara serak laki laki yang bicara lewat pengeras suara "mohon perhatian kapal berangkat 30 menit lagi harap semua penumpang yang masi berada diluar kapal untuk segera masuk kedalam kapal" Seorang Pegawai pelabuhan memberikan pengumuman dari dalam ruangan. Mendengar suara laki laki itu memberikan pengumuman, aku segera pamit dengan lisa dan kedua kakakku di rumah makan untuk pergi.
Aku berjalan masuk menuju mulut kapal yang terbuka lebar aku melihat lisa sedang mengusap air matanya dengan tisu. Aku yang tidak kuat melihat lisa menangis buru buru masuk kedalam kapal dan mencari tempat untuk merebahkan badan dan menyimpan tas yang di dalamnya hanya diisi dengan dua lembar kaos dan dua celana pendek.
Dari atas dek tiga kapal ferry aku melihat ribuan orang di luar kapal sedang menahan rindu untuk orang yang pergi meninggalkan mereka termasuk lisa, sontak saja tangan kananku terangkat dan melambai ke arah lisa sembari menelpon lisa untuk melihat ke arahku yang berdiri dipinggir kapal dekat dengan tiang bendera merah putih. Dari dalam speaker hp aku mendengar suara lisa "hati hati ya! Jangan lupa kabar kalau sudah sampai" Ucap lisa tersedak. "Iya lis...udah ya sedihnya" Seruku sembari menahan air mata yang akhirnya jatuh juga.
Aku tidak kuat lagi mendengar suara lisa dan membuat lisa bersedih, jempol tangan kiri ku langsung mendarat di atas tombol merah untuk memutuskan pembicaraan kami via telpon. "Ndeng....ndeng...ndeng...Mohon perhatian 5 menit lagi kapal berangkat, harap semua penumpang sudah ada dalam kapal" Suara pengumuman dari salah satu pegawai pelabuhan.
Kapal sudah siap untuk membawa aku dan penumpang lainnya pergi jauh dari pelabuhan, di atas kapal aku hanya bisa menikmati goyangan kapal dan mendengar tiga anak muda sedang karaoke lagu dari Judika yang suaranya lumayan bagus, bagus untuk baku hantam apalagi ketika mereka menyanyi mengikuti suara tinggi dari sang penyanyi aslinya.
Matahari sebentar lagi pergi kembali ke cakrawala. Aku buka Hp dan melihat foto lisa di galeri sesekali aku menatap langit sore yang berwarna jingga. Gelapnya malam yang datang dihiasi bintang bintang tanpa sadar air mataku jatuh, aku ingin pulang kembali aku tidak sanggup lagi menahan rindu yang terus menyesakkan dada.