Aku Sindy mahasiswi jurusan sastra Inggris di salah satu kampus di Jakarta. Ini tahun ketiga ku berkuliah disini meskipun aku asli Jawa tengah tapi aku memilih untuk berkuliah di Jakarta yah untuk mencari banyak pengalaman baru pikirku.
"Sindy..!" Suara dengan nada berat memanggilku dari arah belakang, yang membuatku secara otomatis langsung menoleh ke sumber suara itu. "Ya, ada apa Rayn?" Tanyaku pada Rayn, "kamu pulang sendiri ya aku ada urusan" kata Rayn padaku dan dia langsung pergi begitu saja.
Ya! dia Rayn mahasiswa jurusan hukum yang juga berkuliah di tahun ketiga seperti ku. Dan dia adalah kekasih ku kami sudah berpacaran selama 2 tahun. Dia orang yang kurasa hanya membutuhkan teman - temannya dibandingkan aku kekasihnya sendiri. Entah apa yang membuatku bertahan dengannya selama 2 tahun ini padahal dia tak pernah sekalipun bersikap manis padaku, hehe lucu juga jika dipikir-pikir .
Asal kalian tahu aku dan dia hanya bertemu 1-3 kali saja selama beberapa bulan padahal kami satu kampus tapi untuk bertemu saja susah sekali, maksudku bertemu menghabiskan waktu berdua layaknya sepasang kekasih. Ini karena, Rayn lebih sering bersama teman-temannya dan menghabiskan waktu dengan mereka sekalipun ada jadwal kami yang jam nya sama tetap saja dia akan bersama temannya bukan denganku.
"Hai, Sindy" ucapnya saat tidak sengaja berpapasan dengan ku di area kampus itupun ia lakukan kadang-kadang saja dan menyapa sambil berlari mengikuti laju teman-temannya.
Kami juga tidak sering berkirim pesan hanya seperlunya saja. Kami tidak menanyakan hal-hal seperti "sudah makan belum" "selamat tidur" satu sama lain hal itu sama sekali tidak pernah kami lakukan.
Kami sekedar berkirim pesan seperti " makanlah dulu sebelum pergi" , "kerjakan tugas, jangan lelah" dan kata yang paling sering dan pasti ia kirimkan padaku adalah "jangan sakit, aku tidak mau repot" ia begitu karena tidak ingin kegiatannya diganggu karena aku sakit, maklum aku disini sendiri tidak ada saudara dan pikirnya aku akan merepotkan dia jika aku sakit karena, dia kekasih ku.
Meskipun aku terbiasa dengan sikapnya itu tapi aku tak menepis bahwa aku juga ingin memperoleh perhatian yang lebih banyak darinya seperti pasangan-pasangan lainnya. Tapi apa daya Rayn tetaplah Rayn dia tidak akan pernah berubah.
Pernah waktu itu aku ada kelas malam dan jam 10.00 wib aku baru keluar kampus karena itu kelas malam ku untuk pertama kalinya aku tak tahu harus pulang naik apa, jadi aku berinisiatif untuk menelpon Rayn meminta dia untuk menjemput, tapi yang terjadi adalah secercah percakapan yang tidak menolongku sama sekali.
"Halo, Rayn" sapa ku di telpon kala itu, dan dijawab oleh Rayn demikian " Ya, ada apa Sindy, aku sedang sibuk". "Aah, itu bisakah kau menjemput ku di kampus aku baru selesai kuliah, aku tak tahu harus naik apa ini sudah malam" , kataku padanya di telepon dan dia hanya menjawab " aku sedang bersama teman-temanku, aku tak bisa menjemput mu naiklah taksi yang biasa lewat di samping cafe yang berjarak 2 km dari kampus ya bye" tutt...tuttt...tutt.. .
Belum sempat aku menjawab dia telah menutup teleponnya begitu saja, dan ya aku berjalan kurang lebih 2 km dari kampus untuk menunggu taksi, sekitar 30 menitan aku baru memperoleh taksi dan pulang.