Lihat ke Halaman Asli

Bahsuan_Anin

Anin Lihi

Pulang Kepada Allah

Diperbarui: 30 Oktober 2018   20:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada dasarnya manusia sangat tidak menginginkan suatu problem terjadi dalam kehidupnya, sebab mereka ingin menikmati hidup dengan tanpa gangguan, hambatan dan rintangan. Namun, berbicara tentang hidup dan kehidupan, subjek dan objek tidak dapat dipisahkan satu sama lain, keduanya saling merangkai. Begitu pula manusia dan problem juga tidak dapat dipisahkan dari kehidupan.

Setiap manusia pasti  diperhadapkan dengan berbagai problem, baik rasa takut, sakit, kecewa, kekurangan harta, kebangkrutan atau problem lainnya. Untuk menghilangkan problem yang dihadapi, kita kemudian melakukan beragam cara untuk menyelesaikannya, mungkin dengan pasrah, dengan melalang buana kemana atau mencurhatkan problem kepada teman, kerabat atau tempat lain yang kita yakini dapat menghilangkan kesusahan yang sedang kita hadapi.

Sekali dua kali, sekarang dan akan datang, esok dan lusa serta senang maupun duka sesekali dapat kita rasakan. Hidup tidak bisa kita menginginkan untuk selalu senang, juga tidak harus terus-terusan susah. Lalu, kenapa hidup seperti itu adanya?.

Kita juga tidak bisa mengatakan bahwa "hanya saya yang mendapatkan problem dan dia tidak" atau "senang kalau jadi tukang becak, senang jadi pengusaha, senang jadi professor atau yang lain". Sebenarnya, kalau kita ketahui, mereka yang menjadi itu, hidupnya juga diperhadapkan dengan problem. Namun problem yang dihadapi oleh setiap manusia itu berbeda. Hal itu, sesuai dengan kapasitas kemampuan yang dimilkinya. Tentu Allah tahu itu.

Lalu, apa tujuan hidup ini?, apakah hanya untuk bersenda gurau!, bermain-main!, dan bersantai-santai!. Jawabannya tentu tidak, sebab manusia adalah ciptaan dan oleh karena itu memiliki pencipta.

Telah diketahui bersama, bahwa pencipta memiliki hak mutlak terhadap sesuatu yang diciptakan-Nya. Misalnya, seorang pemilik toko atau mall, tentu dia berhak atas mall yang dimilikinya. Dan dia berhak mempekerjakan dan memberhentikan karyawannya jika dia mau. 

Adapun, karyawan bisa juga mengadu pada pemilik mall, namun hanya sebatas mengadukan alasan apa sehingga dia diberhentikan dari pekerjaannya, tapi dia tidak memiliki hak mutlak sebagaimana pemiliki mall tersebut. Begitu juga sang pemilik semesta dan isinya.

Selanjutnya, apa sih tujuan Allah menciptakan manusia sekaligus problem yang dihadapi?

Jawabannya, manusia sering kali lalai, kadang sombong dan sering juga lupa kepada pencipta-Nya, olehnya itu diadakan problem agar manusia mengingat bahwa dirinya membutuhkan Allah sehingga dia harus pulang kepada pencipta-Nya untuk kemudian mengadukan problem itu dengan cara meminta, bersimpuh dan bermuajah kepada sang pemilik semesta supaya problem yang dihadapi bisa diberikan kemudahan di saat menyelesaikannya.

 Sisi lain dari keberadaan problem itu adalah Allah menginginkan manusia untuk menjadi kekasih dan hamba yang di cintai-Nya. Tentu telah kita ketahui, bahwa menjadi kekasih dan seseorang yang dicintai, bukanlah sesuatu yang dapat diraih dengan mudah dan tanpa melakukan usaha. Usaha menjadi bukti kesungguhan untuk menjadi hamba yang dicintai.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline