[caption caption="Rio Haryanto masih belum cukup cepat untuk naik ke ajang F1. (ligaolahraga.com) "][/caption]Rio Haryanto saat ini berada di musim GP2 keempatnya, setelah prestasi yang kurang menonjol di tiga musim pertama. Dengan rekor tanpa kemenangan, satu pole, dan hanya dua kali naik ke podium, posisi Championship terbaiknya hanyalah di peringkat 14.
Ajang GP2 sering disebut sebagai tahapan uji akhir sebelum seorang pembalap memenuhi syarat untuk bisa beraksi di ajang bergengsi Formula Satu. Para driver top dunia seperti Lewis Hamilton, Nico Rosberg dan Timo Glock adalah jawara-jawara F1 yang pernah "lulus memuaskan" saat mengakhiri karir mereka di ajang GP2. Kesemua pembalap ini juga pernah merasakan podium di GP2.
Haryanto telah sejak lama dikaitkan dengan tim Formula Satu, Virgin Racing / Marussia sejak musim GP3 pertamanya saat masih bersama Manor di tahun 2010. Ia juga pernah terpilih untuk melakukan uji coba dengan Virgin di akhir musim 2010 karena posisi finishingnya di peringkat tertinggi pada klasemen akhir GP3.
Saat membalap untuk Virgin di Abu Dhabi pada tanggal 16 November 2010, pembalap 22 tahun ini sempat mengalami masalah dengan gearbox. Rio mencatat waktu terlambat diantara tiga belas pembalap pada sesi pagi. Tahun selanjutnya bisa ditebak, ia tidak diberi kesempatan lagi karena rekan setimnya, Adrian Quaife-Hobbs yang terpilih, usai mengalahkan posisi pembalap asal Surakarta ini di klasemen.
Haryanto dan rekannya di 2012 GP2 Series, Max Chilton, juga pernah melakukan tes pertama untuk Marussia yang diselenggarakan pada tengah musim di Silverstone. Selama dua hari, Haryanto berhasil menyelesaikan tiga ratus kilometer tahap pengujian yang harus dilaluinya dengan hasil memuaskan. Satu hal ini merupakan syarat yang sudah dipenuhi Rio untuk mendapat superlicence dan menjadi pembalap Indonesia pertama yang lolos ke ajang Formula Satu.
Tapi sekarang sulit untuk melihatnya berada di ajang F1 dalam waktu dekat, karena driver yang benar-benar mumpuni tidak perlu sampai melakoni empat musim GP2 sebelum mereka beranjak naik ke ajang yang lebih tinggi.
Rio selama ini mendapat dukungan penuh dari perusahaan minyak milik negara, Pertamina. Meski dukungan yang diperolehnya tidak sebesar yang dimiliki oleh Pastor Maldonado dengan Venezuela PDVSA, Jakarta Post melaporkan pendapatan di tahun 2014 yang mencapai angka $ 70.6 milyar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H