Lihat ke Halaman Asli

Pemanfaatan Potensi EBT di Provinsi Banten untuk Mengurangi Emisi Gas CO2

Diperbarui: 7 Desember 2023   09:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Banten, sebuah provinsi di Indonesia, tengah fokus pada pengembangan sistem kelistrikan yang berkelanjutan. Tulisan ini memberikan informasi penting mengenai kondisi kelistrikan di Banten, serta rencana penambahan energi baru terbarukan dan penghapusan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU). Dalam tulisan ini, terdapat kesimpulan dengan penambahan pembangkit EBT dan pensiun dini PLTU selain dapat menurunkan emisi gas CO2 juga dapat menurunkan biaya pokok produksi sekalipun, dalam proses pensiun dini PLTU tersebut ada denda yang harus dibayarkan.

Sistem kelistrikan Banten terdiri dari 7 subsistem dengan total kapasitas daya sebesar 10.638 MW dan total beban sebesar 7.740 MW. Hal ini menunjukkan bahwa Banten memiliki surplus daya sebesar 2.270 MW. Namun, beberapa daerah seperti Cilegon dan Serang masih mengalami kekurangan daya.

Dalam upaya mengatasi kekurangan daya dan mengurangi emisi karbon, rencana penambahan energi baru terbarukan (EBT) telah disusun. Rencana ini mencakup pembangunan pembangkit listrik tenaga matahari (PLTS), pembangkit listrik tenaga angin (PLTB), dan pembangkit listrik tenaga mikrohidro (PLTM). Selain itu, rencana ini juga mencakup penghapusan secara bertahap pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) yang lebih berpolusi.

Dalam tulisan ini, terdapat dua skenario yang disimulasikan untuk melihat dampaknya terhadap emisi karbon. Skenario 1 memiliki total biaya sebesar 9.109.4 MUSD, sedangkan skenario 2 memiliki total biaya sebesar 10.212 MUSD. Skenario 2 lebih besar akibat adanya denda early retirement PLTU namun, biaya ini kedepannya akan hilang sehingga total biayanya akan menjadi lebih murah dalan jangka panjang.

Selain itu, tulisan ini juga mencantumkan proyeksi kebutuhan listrik Banten untuk beberapa tahun ke depan. Pertumbuhan ekonomi yang diharapkan akan berdampak pada peningkatan penjualan listrik, dengan proyeksi penjualan mencapai 26.256 GWh pada tahun 2025.

Dalam rangka mengoptimalkan penggunaan energi dan mengurangi emisi karbon, Bandung Institute of Technology terlibat dalam kajian energi di Banten. Institusi ini berperan penting dalam menyusun rencana energi yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.

Tulisan ini juga mencantumkan informasi tentang komposisi pelanggan berdasarkan golongan tarif, serta realisasi pembangkit energi baru terbarukan di Banten. Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah dan PLN dalam mengembangkan sumber energi yang lebih bersih dan berkelanjutan.

Secara keseluruhan, tulisan ini memberikan gambaran tentang kondisi kelistrikan di Banten, rencana penambahan energi baru terbarukan, dan upaya pengurangan emisi karbon. Dengan adanya rencana ini, diharapkan Banten dapat menjadi provinsi yang lebih mandiri secara energi dan berkontribusi dalam mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline