Lihat ke Halaman Asli

Lifia Zaima

Mahasiswa

Depresi? Mulai Menulis Saja

Diperbarui: 25 Oktober 2017   00:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: Agung Webe

"Terkadang yang ditulis saat Anjing Hitam itu sedang buas-buasnya, merupakan bagian terbaik"- Robertson Davies -

Anjing Hitam dalam kata Robert diatas diambil dari istilah yang digunakan oleh Bryon yang berarti adalah depresi yang menakutkan dan melumpuhkan semangat. Depresi bisa dialami siapapun dan sudah menjadi bagian tersendiri bagi kehidupan masyarakat, khususnya masyarakat kota yang sering berhadapan dengan berbagai aktivitas di lingkungan yang padat tak terkecuali para penulis, bahkan mereka lebih sering mengalaminya. Para profesional di bidang medis maupun analis sastra kerap menduga-duga penyebabnya.

Menurut salah seorang guru besar psikologi University of Texas, James W. Pennebaker, menulis memiliki tiga manfaat :

  1. Menulis dapat meningkatkan kekebalan tubuh,
  2. Bercerita melalui tulisan dapat menyelesaikan masalah psikis
  3. Menulis sebagai katarsis (pelepasan emosi/ ketegangan)

Faktanya menulis di tengah depresi justru lebih banyak inspirasi, kata-kata yang dihasilkan malah lebih indah dari saat kita sedang dalam keadaan bahagia.

Hal ini ternyata terbukti melalui sebuah karya berjudul Habibie & Ainun yang ditulis oleh B.J. Habibie setelah wafatnya Ainun isteri yang sangat ia cintai. Saat merasakan kehilangan yang begitu besar beliau diberikan empat saran sebagai langkah pencegahan depresi yang terus berkelanjutan, yaitu dirawat di rumah sakit jiwa, dirawat di rumah dengan bantuan tim dokter, curhat kepada orang yang dekat kepada Habibie dan Ainun, dan saran yang keempat adalah menulis. Habibie memilih saran yang keempat dan perlahan ia kembali bangkit dari keterpurukannya.

Manfaat lainnya yang dapat diraih dari kegiatan menulis yaitu dapat melatih keseimbangan antara otak kanan dan kiri, khususnya pada penulisan fiksi.

Hari ini aku kembali meneguhkan janji untuk menulis secara teratur, tanpa tergantung suasana hatiku. Aku tahu aku bisa menulis dalam kondisi apapun. Menulislah hari ini, kemudian diam sejenak dan saksikan keajaiban yang terjadi.

Referensi :

Shaughnessy, Susan. 2004. Berani Berekspresi. Bandung: MLC 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline