Lihat ke Halaman Asli

Harry Kiss, Orang di Balik Layar Suksesnya Peringatan Kemerdekaan ke-73 RI di Istana Negara

Diperbarui: 20 Agustus 2018   13:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Peringatan detik-detik Proklamasi Kemerdekaan ke-73 Republik Indonesia di Istana Negara telah terlaksana dengan baik. Persiapan dilakukan dengan matang untuk mensukseskan acara tersebut. Tidak terkecuali tata suara atau sound system saat mempunyai peran yang tidak bisa diabaikan begitu saja. Tentunya diperlukan tangan dingin dari tenaga ahli di bidang tersebut.

Harry Aprianto Kissowo, lebih dikenal dengan nama Harry Kriss adalah orang yang berada di balik layar kesuksesan acara yang sakral tersebut. Awal kesuksesnya dimulai dari menekuni hobi, yang membawa dia berhasil dalam bisnis penjualan speaker berkualitas, dengan merek V8sound.com.

Produk anak bangsa yang karyanya diminati pembeli manca negara.  Harry sebagai produsen V8sound.com, pada awal April tahun 2011 telah mengharumkan Indonesia melalui ajang Messe Frankfurt Prolight + Sound awal. Negara Jepang, Amerika Serikat, Rusia, dan Italia memesan speaker produk ciptaan anak bangsa ini.

Pria kelahiran 5 Oktober 1961merupakan anak keempat dari lima bersaudara ini sejak kecil memang ingin menjadi Insinyur. Dia lahir dari ibu, seorang penyanyi keroncong dan ayah bekerja di Radio Republik Indonesia (RRI). Ayahnya mengenalkan berbagai macam perangkat audio di tempat kerjanya. Jadi, Harry belajar tentang sistem tata suara dari ayahnya sejak kecil.

Secara tidak langsung, ayahnya berperan terhadap cita-citanya menjadi insinyur. Setelah lulus dari SMA Negeri 6 Jakarta, ia melanjutkan pendidikannya di Universitas Indonesia dan memilih jurusan teknik elektro.

Jiwa bisnisnya memang sudah mulai dia jalani selama masih kuliah. Karena bukan dari keluarga berada, dia ingin meringankan beban orang tua untuk membiayai kuliahnya.

Harry lulus kuliah sekitar tahun 1986, memutuskan menjadi dosen di almamaternya. Namun, hanya bertahan 5 tahun saja karena kampus mencanangkan kewajiban dosen full time. Akhirnya dia memilih serius menggarap Puspita Record.  Saat itu, ayahnya memberi kesempatan  kepada Harry untuk belajar tentang rekaman di Puspita Record pada tahun 1988.

Pak Hartono, teman ayahnya sekaligus pemilik perusahaan rekaman tersebut dianggapnya sebagai guru dan ayah yang telah menghantarkannya melangkah bisnis event organizer. Walapun pada akhirnya Harry lebih memilih ke bisnis audio.

Peluang bisnis ditangkapnya setelah melihat acara seminar Network 21 yaitu bisnis penyelenggara acara atau event organizer (EO). Akhirnya Harry membuat Harry Kiss Production. Proyek yang pertama digarapnya adalah pertemuan para agen yang bergabung dalam Network 21.

Kesibukan dalam bisnis barunya, perlu konsentrasi yang penuh, akhirnya Harry melepaskan Puspita Records. Selama menjalankan bisnis EO, banyak masukan dan kritik tentang tata suara panggung yang kualitasnya kurang. Jiwa bisnisnya muncul, dia ingin punya sound system sendiri. Kualitas sound system yang jelek tapi mematok harga tinggi karena harus impor dari negara lain, mendorongnya membuat produk lokal dengan kualitas tinggi.

Keinginan yang kuat mendorongnya belajar dari ahlinya yang mengetahui suku cadang dan material alat musik berkualitas seperti MeyerSound. Lulusan teknik elektro ini dengan mudah mendapatkan formula yang pas. Akhirnya di Tangerang pada tahun 2004, Harry mendirikan pabrik speaker merek V8sound.com

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline