Berbakti kepada kedua orang tua adalah amal yang paling utama. Dengan dasar diantaranya yaitu Hadist Nabi Muhammad Salallahu Alaihi Wassalam yang disepakati oleh Bukhari dan Musli, dari Sahabat Abu Abdirrahman Abdullah Bin Mas'id RA, berkata : " Aku bertanya kepada Nabi Muhammad Salallahu Alaihi Wassalam tentang amal-amal paling utama dan dicintai Allah. Nabi Muhammad Salallahu Alaihi Wassalam menjawab : "Pertama Shalat pada waktunya (dalam riwayat lain disebutkan shalat diawal waktunya), kedua berbakti kepada kedua orang tua, ketiga jihad di jalan Allah" (HR Bukhari 1/134, Muslim No. 85, Fathul Baari 2/9)
Dengan demikian jika ingin kebajikan harus didahulukan amal-amal yang paling utama diantaranya adalah birrul walidain (berbakti kepada kedua orang tua). Dalam riwayat Abdullah Bin Mas'ud yang disampaikan sebelumnya disebutkan bahwa berbakti kepada kedua orang tua harus didahulukan daripada jihad di jalan Allah. Begitu besarnya jasa kedua orang tua kita sehingga apapun yang kita lakukan untuk berbakti tidak akan dapat membalas jasa-jasa keduanya.
Didalam Hadist yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari disebutkan bahwa ketika sahabat Abdullah Bin Umar RA melihat seseorang menggendong ibunya untuk tawaf di Ka'bah dan kemana saja ibu itu menginginkan, orang tersebut bertanya : "Wahai Abdullah bin Umar, dengan perbuatanku ini apakah aku sudah membalas jasa ibuku?" Jawab Abdullah bin Umar RA, "Belum, setetespun engkau belum dapat membalas kebaikan kedua orang tuamu" (Shahih Al Adabul Mufrad No.9).
Ibu, adalah sosok yang paling kita repotkan sejak kita berada dalam kandungannya. Ketika kita lahir, ia telah mengorbankan seluruh hidupnya untuk menyelamatkan kita, pertaruhan hidup dan mati pun telah ia lewati, menyusui kita, membersihkan kotoran kita, menjaga kita agar terbebas dari gigitan nyamuk, terbangun tengah malam untuk membuatkan susu kita, meninabobo kan kita agar bisa terlelap kembali. Yah, itulah ibu, mau sekeras apapun usaha kita untuk membalas semua kebaikannya, tetap saja sedikitpun tak terbalaskan.
Silahkan jawab dalam hati masing-masing, apa pembicaraan terakhirmu bersama ibu? Kapan terakhir kali kamu mengajak ibumu bersenang-senang? Kapan terakhir kamu melihat ibumu tertawa? Kapan terakhir kali kamu makan bersamanya? Apa makanan kesukaannya? Pernahkah kamu berkata padanya bahwa kamu mencintainya? Apa yang kamu lakukan jika mendapat kesempatan berdua dengan ibumu? Luangkan waktu terbaikmu dengan orang-orang terkasih selagi masih ada kesempatan.
Bayangkan jikalau anak kecil disana mendengar suara telolet dari bis lintas kota saja sudah bahagia, apalagi hanya sekedar mengucapkan, Ma, selamat hari ibu ya, aku sayang sama mama. Aku akan menjadi anak yang bisa mama andalkan.
Maafkan aku yang sering kali membuatmu kesal, melanggar semua aturanmu, masih sering bangun siang, melalaikan shalat dan ibadah lainnya. Tak dapat ku berjanji karena aku tak mau berulang kali mengingkarinya. Aku hanya ingin berdoa semoga mama mendapatkan kebahagiaan di dunia, maupun di akhirat nanti. Sebisa mungkin aku men-teloletkan hatimu setiap hari ya ma:)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H