Lihat ke Halaman Asli

Nyaris Mayaku Mempermainkanku

Diperbarui: 25 Juni 2015   20:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di kamar ini, aku nyaris terlelap tidur..

Karena menanti sebuah arti yang tak kunjung Nampak

Aku termenung, tak berhenti memikirkannya . . .

Pikiranku melayang, menerawang di sudut-sudut kamar ini

Aku.. aku tak tahu entah kapan dia akan menghampiriku

Menepuk khayalku, membisikkan sebuah kata

Kata yang telah lama ku cari-cari dan kurindukan

Kurindu hingga malam larut. . .

Aku pikir, aku akan sanggup memikirkannya. . .

Hingga ku menghadap layar putih tanpa hitam

Sesaat aku menatap ubin dalam-dalam hingga kepalaku pening

Sesaat lagi aku menatap langit-langit.. hanya untuk menghapus kerinduanku

Dia menari-nari di alam pikiranku. . .

Tetapi aku sulit untuk menangkapnya. . .

Ku berkata, keluarlah kau, aku benci engkau terus berada dalam pikiranku

Aku tidak sudi kau memenuhi khayalku..

Tetapi aku tetap membutuhkanmu. . .

Aku merindukanmu sejak fajar terbit. . .

Hingga bulan kembali ke peraduannya. . .

Engkau tetap di hatiku tapi tidak ditanganku. . .

Engkau mempermainkan pikiranku. . .

Tapi tidak dengan hatiku. . .

Aku tetap teguh.. Aku akan mendapatkanmu

Hingga membentuk sebuah kata

Kata awal dari sebuah permainan

Permainan untuk sebuah karya

Karya tulisku

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline