Lihat ke Halaman Asli

Sehidup Semati

Diperbarui: 24 Juni 2015   00:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ku perpikir dalam galauku sekejab

Kau akan tersenyum sembari berkata

‘Aku hanya bercanda’

Badik itu kau bawa lari dihadapanku

Tanpa alasan aku tak dapat mengelak

Raut wajahmu memang bukan pertanda gurau

Sesaat saja aku berharap itulah mimpi buruk

Tapi bukan kenyataannya

Matamu melotot buatku terpojok

Apa salahku?

Badik itu telah menusuk tubuhku

Dan kau berkata untuk terakhir kalinya

‘Ini saatnya kita berpisah’

Karena demikianlah janji kit sehidup semati

Aku hidup dan kau mati

Sebagai imbalan perbuatanmu

Kau telah punya wanita lain

Tapi sekarang bukan wanita yang kau punya

Tapi maut



Lumba-lumba, 20 Juli 2011, pk. 19.10




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline