Lihat ke Halaman Asli

Lidya Utami

Mahasiswi Universitas Kristen Satya wacana

Kearifan Lokal Tradisi Kirab Budaya dan Gunungan di Klaten Jawa Tengah

Diperbarui: 14 Februari 2024   10:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Menurut KBBI Kebudayaan berasal dari kata "Budaya" yang memiliki arti pikiran atau akal budi. "Berbudaya" artinya memiliki budaya sedangkan "Kebudayaan" adalah hasil kegiatan dan penciptaan batin (akal budi) manusia seperti kepercayaan, kesenian, dan adat istiadat

Indonesia terdiri dari banyak pulau yang tersebar mulai dari Sabang sampai Merauke. Oleh karena itulah Indonesia memiliki banyak keberagaman, seperti suku, agama, ras dan budaya. Perbedaan ini tidak menjadikan masyarakatnya saling benci atau menganggap budaya atau daerahnya paling hebat, namun menciptakan sikap saling menghargai satu sama lainnya. Setiap budayanya memiliki ciri khas masing masing dengan nilai seni, nilai estetika, keunikan,keelokan berpadu menjadi satu. 

Selain dikenal dengan negara yang memiliki banyak keberagaman di dalamnya, Indonesia mempunyai julukan lain yakni negara maritim dan negara agraris. Disebut negara maritim karena pulau yang tersebar dari Sabang sampai Merauke dipisahkan oleh laut. Begitupun disebut negara agraris, karena sebagian besar masyarakatnya menjadi petani untuk mendukung kehidupan ekonominya. Selain itu lahan di Indonesia sangat cocok dijadikan areal pertanian. 

 Sektor pertanian yang tersebar dari Sabang Merauke, memiliki karakteristik berbeda, itulah mengapa ternyata setiap daerah memiliki ciri khasnya masing masing untuk mengelola pertaniannya. Selain kondisi fisik tanah, tempat tinggal, masyarakat yang beragam, tiap daerah memiliki budaya yang unik juga dalam kegiatan pertaniannya. 

Misalnya saja tradisi Gunungan di Klaten Jawa Tengah. Tradisi ini dilakukan dengan kirab budaya, yang terdiri atas kelompok yang membawa gunungan, kelompok pembawa ingkung kambing gendit, kelompok tradisional,kelompok pembawa kenong dan makanan, ingkung ayam dan nasi gurih. Perayaan gunungan ini dilakukan dengan cara arak-arakan ramai dengan membuat gunungan dari hasil pertanian. Seperti aneka sayur, gunungan kupat dan makanan khas daerah. Masyarakatnya berkumpul di alun alun untuk berpartisipasi, biasanya acara ini dimulai dari titik kumpul satu lalu diarak hingga titik kumpul yang lain. Sebelum acara berakhir biasanya warga desa yang terlibat juga melakukan aksi bersin dusun. Akhir acara masyarakat boleh mengambil makanan yang tersedia pada gunungan untuk dibawa pulang, acara berakhir dengan sangat meriah. Dalam proses arakan masyarakatnya mengenakan pakaian tradisional daerah setempat dan juga benda benda pusaka yang menjadi ciri khas daerah. Seperti mengenakan kebaya atau batik membawa keris, dan banyak aksesoris budaya lainnya. 

Setelah di tilik lebih dalam, perayaan ini memiliki nilai tersembunyi didalamnya. Tujuan diadakannya acara ini adalah untuk mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa untuk kegiatan dari menanam sampai panen yang berjalan dengan lancar dan kegiatan panen raya yang sudah usai, dengan hasil panen yang berlimpah. Makna filosofi lain dibalik perayaan ini antara lain, yakni sebagai sarana sosial untuk mendekatkan masyarakat satu dengan yang lain. Masyarakat bisa berkumpul berpartisipasi dalam membuat makanan gunungan itu sendiri, hingga proses arak arakan yang dilakukan beramai ramai. Dari sisi ekonomi sendiri perayaan ini juga membawa dampak positif, perayaan yang biasanya didatangi oleh masyarakat luar menambah sisi ekonomi itu sendiri. Dengan banyaknya turis lokal yang datang, meningkatkan pendapatan UMKM masyarakat disekitar. Tidak kalah penting dari sisi lingkungan ternyata aksi bersih dusun yang dilakukan juga berdampak pada kebersihan lingkungan, sehingga membuat masyarakat juga nyaman untuk tinggal, dan menginspirasi banyak masyarakat untuk menjaga kebersihan.Perayaan ini tidak menghilangkan budaya yang terkandung didalamnya. Jadi disini masyarakat masih memegang kuat adat adat, yang ternyata jika ditelisik menyimpan banyak filosofi. Kearifan lokal tiap daerah ternyata memiliki nilai berkelanjutan didalamnya. 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline