Metode bermakna jalan dan seni. Metode dakwah merupakan ilmu yang menghantarkan seseorang kepada pengetahuan tentang cara penyampaian dakwah, sekaligus menghilangkan rintangan-rintangan dari jalan dakwah. Menurut Syihab 3 metode dakwah yang disebut dalam Q.S An-Nahl ayat 125 harus disesuaikan dengan sasaran dakwah atau mad’u. Berdakwah kepada cendekiaw yang berpengetahuan tinggi diperintahkan menggunakan metode bil-hikmah, yakni berdialog dengan kata-kata bijak. Lalu terhadap masyarakat awam diperintahkan untuk menerapkan metode mau’izhah hasanah, yakni memberi nasihat yang dapat mendorongnya untuk mengamalkannya disertai keteladanan pada diri da’i. Sedangkan, berdakwah kepada Ahlul kitab dan pemuka agama lainnya menggunakan metode mujadalah, yakni dengan berdebat dengan cara yang terbaik yaitu dengan
logika dan retorika yang halus, lepas dari emosi dan kekerasan.
Adapun metode dakwah dengan tradisional dan modern.
1. Metode Dakwah Tradisional
Dakwah yang dilakukan secara langsung, lisan, dan berbasis pada kebiasaan masyarakat setempat. Metode ini juga dapat melibatkan media tradisional, seperti wayang, seni tari, dan nyanyian keagamaan yang disesuaikan dengan budaya lokal. Bentuk-bentuk dari metode dakwah tradisional, diantaranya: khutbah, majelis taklim, pengajian kampung, metode seni dan budaya. Dengan metode ini membuat da’i dekat dengan masyarakat, sehingga terjadi interaksi langsung dengan mad’u nya. Sayangnya kekurangan dari metode ini diantaranya keterbatasan jangkauan dalam menjangkau audiens, lalu kurang ada inovasi dalam merespons tantangan dakwah di era modern,
2. Metode Dakwah Modern
Dakwah modern menyebarkan nilai-nilai Islam dengan menggunakan teknologi dan pendekatan kontemporer yang sesuai dengan perkembangan zaman. Penyebaran dakwah dapat dilakukan melalui platform digital, film, televisi, radio, dan berbagai aplikasi daring. Adapun bentuk-bentuknya: dakwah melalui media sosial, podcast dan webinar dakwah, film dan dokumenter islami, televisi dan radio, aplikasi dakwah. Dengan metode modern dapat menjangkau audiens secara luas, serta dapat diakses kapan saja dan dimana saja. Namun, dakwah melalui media sosial kadang-kadang bersifat dangkal dan kurang mendalam karena postingan yang singkat atau video pendek.
Untuk mengembangkan metode dakwah diperlukan pendekatan keilmuan dalam dakwah. Pendekatan ini bukan hanya berfokus pada bagaimana pesan disampaikan, tetapi juga memperhatikan bagaimana audiens menerima dan merespons pesan tersebut. Pendekatan keilmuan dakwah melibatkan:
1. Ilmu Sosiologi dalam Dakwah
Ilmu ini memberikan pemahaman tentang struktur masyarakat, hubungan antarindividu, serta interaksi sosial. Sebagai contoh seorang da’i yang berdakwah kepada masyarakat perkotaan memiliki pendekatan yang berbeda dibanding berdakwah kepada masyarakat di pedesaan.
2. Ilmu Psikologi dalam Dakwah