Lihat ke Halaman Asli

Lidya Harika

Mahasiswa/ pelajar/ di Universitas Airlangga

Menyusun Strategi Untuk Mengembangkan Keterampilan Inovatif dan Berpikir Kritis Pada Mahasiswa Vokasi

Diperbarui: 23 Agustus 2024   02:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sebelum menyusun strategi, hal pertama yang perlu kita ketahui adalah apa itu inovatif dan berpikir kritis? Inovatif dan berpikir kritis adalah  kemampuan untuk menilai informasi secara obyektif dari berbagai sudut pandang sehingga mampu membuat keputusan yang tepat serta dapat  menciptakan ide dan solusi baru yang orisinil. Sebagai mahasiswa kita harus mampu berpikir kritis dengan spontan, peka terhadap masalah, dan selalu menghasilkan inovasi. Di bidang vokasi atau rumpun ilmu terapan, mahasiswa akan dituntut agar selalu inovatif dan kritis. Karena di lingkungan vokasi mahasiswa tidak hanya fokus pada materi saja, melainkan ilmu yang didapatkan akan lansung dipraktikkan, terjun ke lapangan adalah makanan sehari-hari anak vokasi, hal ini bertujuan untuk menciptakan lulusan yang siap terjun ke dunia kerja serta telah memiliki pengalaman. Selain itu vokasi tidak hanya mempelajari satu disiplin ilmu saja, baik itu sains dan teknologi maupun ilmu sosial dan humaniora. Maka dari itu, mahasiswa harus menyusun strategi untuk mengembangkan keterampilan inovatif dan kritis.

1. Menjadi pribadi yang proaktif

Dengan menjelma sebagai individu yang proaktif, maka mahasiswa mampu menjalin komunikasi dengan sangat baik. Sering melakukan interaksi di lingkungan masyarakat akan mampu mengembangkan pola pikir mahasiswa dengan melihat lansung kondisi lingkungan dan masyarakat itu sendiri. Pribadi yang proaktif juga akan mampu menciptakan kepekaan terhadap masalah yang ada. Dari sinilah kemampuan mahasiswa untuk berinovasi akan terdorong. Seperti halnya dengan program KKN yang diadakan oleh pihak kampus, program ini tidak lain dihadirkan untuk menciptakan lulusan yang inovatif, kritis, dan berintegritas.

2. Melihat ke depan (Terbuka pada perkembangan teknologi)

Teknologi tidak dapat dipisahkan dari kehidupan saat ini, teknologi diciptakan untuk mempermudah akses masyarakat terhadap informasi dan fasilitas. Dengan pola pikir yang terbuka terhadap teknologi, mahasiswa akan mampu nantinya mengakses berbagai informasi dan fasilitas yang nantinya mendukung mahasiswa lebih inovatif. Karena ruang lingkup yang dapat diakses tidak hanya di skala nasional namun juga internasional, jadi mahasiswa dapat mempelajari kebiasaan dan pola pikir masyarakat yang berada di negara-negara maju.

3. Peka terhadap isu-isu politik

Isu politik adalah hal yang sangat relevan dengan mahasiswa sebagai bagian dari komunitas yang mengabdi pada negara.Dalam kondisi politik yang semakin hari semakin memanas tentunya menjadi tanggung jawab sebagai mahasiswa untuk  ambil andil dalam hal ini, baik itu dengan menyalurkan pendapat ataupun menyuarakan dampak dari permasalah politik, dan untuk melakukan semua itu diperlukan pikiran yang inovatif dan kritis, dan juga menjadi suatu keharusan bagi mahasiswa untuk dapat menemukan solusi yang terbaik.

Tidak hanya hal-hal di atas masih banyak lagi strategi yang dapat disusun oleh mahasiswa untuk mengembangkan keterampilan inovatif dan berpikir kritis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline