Lihat ke Halaman Asli

Semua Akan Kalah Perang, Indonesia Tidak Turun?

Diperbarui: 23 September 2016   20:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pertikaian kepentingan Negara dikawasan manapun, dapat menyebabkan konflik yang bisa menyebabkan terciptanya kerusakan baik secara menyeluruh (mendunia) maupun secara lokal. Hal ini jika tidak diawasi dengan baik akan berujung terjadinya konflik secara langsung maupun tidak langsung. Konflik yang bersumber dari kepentingan ekonomi, politik, sosial, yang melibatkan kekuatan militer atas Negara-negara tertentu akan terusik bahkan terancam Nasional Interest nya. Demikian halnya dengan perkembangan konflik wilayah teritorial di Laut China Selatan yang melibatkan 6 Negara antara lain : Malaysia, Philipina, Vietnam, Brunei, China dan Taiwan. 6 Negara tersebut beragrumen bahwa sebagian wilayah Laut Cina Selatan adalah wilayah kedaulatannya.

Pada Selasa (30/8/2016) Presiden Vietnam, Tran Dhai Quang memberikan peringatan "Semua Negara akan mengalami kekalahan jika terlibat perang Laut China Selatan. Presiden Quang mengakui adanya kegelisahan yang tinggi atas tindakan China di Laut China Selatan". Komentar Presiden Vietnam saat berkunjung ke Singapura.

China telah menempatkan peralatan militer di pulau-pulau kawasan sengketa. Bahkan China telah mengklaim hampir seluruh di Laut China Selatan. Mengapa China begitu ingin menguasai Laut Cina Selatan? jawabannya adalah karena Laut China Selatan merupakan jantung Asia. Maksudnya ialah dengan adanya Laut China Selatan merupakan rute terpenting untuk proses Perdagangan maupun Transportasi Laut. 

Berbeda dengan Negara Indonesia, Indonesia malah ingin memperkuat penjagaan keamanan dengan ketat wilayahnya di wilayah Laut China Selatan. Disekitar kepulauan Natuna dengan penempatan satu Jet tempur F-16, rudal darat udara, perlengkapan radar dan pesawat serta membangun pelabuhan baru dan meningkatkan kapasitas landasan pacu. Batalyon tentara akan ditempatkan setelah barak dan perumahan militer selesai dibangun.

Indonesia tidak meningkatkan militerisasi di sengketa Laut China Selatan, tetapi akan menjaga perbatasannya. Indonesia dan China sempat menegang, dikarenakan Angkatan Laut Indonesia menangkap kapal-kapal pukat China yang sedang menangkap ikan secara Ilegal di sekitar Kepulauan Natuna. Hal ini tidak membuat Indonesia mengangkat senjata ke Negara China. 

"Mari kita hindari perang". kata Presiden Jokowi serta menambahkan Indonesia memiliki hubungan baik dengan semua pihak.

Seorang Perwira Angkatan Darat Prusia (sekarang Jerman) yang brilian yaitu Carl Von Clausewitz 1780-1831 dalam perkiraannya tentang falsafah perang dan militer masih dianut bahkan masih sangat relavan pada saat ini. Dalam teori bukunya (ON WAR), defenisi tentang hakekat perang secara singkat dan sederhana "War Is Nothing But A Larger Scale" yang memiliki arti perang melibatkan dua atau lebih pihak yang saling berhadapan dimana masing-masing menggunakan kekuatan (fisik) yang mencoba memaksa pihak lain melakukan kehendaknya. Dalam penggunaan fisik dapat diartikan bersenjata yang berskala besar bahwa pihak-pihak yang berhadapan umumnya antar Negara, tetapi bukan satu kelompok orang saja, bahkan sekelompok orang lainnya dalam suatu Negara. Tujuannya tidak lain untuk menghancurkan lawannya agar tidak mampu melakukan perlawanan lagi.

Menurut pandangan dalam pemikiran saya, kasus ini tergolong dalam Teori Perang New War (Perang baru) bisa juga termasuk kedalam katagori (Just War) atau perang adil, perang sah, atau perang yang di benarkan. Tujuan adanya Perang Just War dalam penggunaan perang sah untuk membenarkan Angkatan Bersenjata yang terorganisasi. Perang yang sah berupaya untuk memahami bagaimana penggunaan senjata dapat di kendalikan, dan dapat dilakukan dengan cara lebih Manusiawi, karena untuk terciptanya perdamaian dan keadilan yang adil. Seperti Indonesia yang menolak untuk berperang memperebutkan Laut China Selatan, akan tetapi Indonesia lebih mementingkan perdamaian dan keadilan bagi Negaranya sendiri. Namun begitu, Indonesia tetap menjaga hak pulau sendiri, dengan Angkatan Bersenjata demi mengantisipasi datangnya penyusup.

(Dikutip dari : Vietnam Semua Bakal Kalah dalam Perang Laut China Selatan, 19 September 2016 Pukul 14.50 Wib) dan Indonesia Ingin Hindari Perang di Laut Cina Selatan, 19 September 2016 Pukul 15.10 Wib)

(http://www.fkpmaritim.org/falsafah-dan-teori-perang-warisan-carl-von-clausewitz-yang-masih-relevan-sampai-saat-ini/ , 22 September 2016 Pukul 20.45 Wib)

Nama : Lidya Diana Tiffany

NIM : 07041381621146

Dosen Pembimbing : Nur Aslamiah Supli, BIAM, M.Sc

Jurusan: Hubungan Internasional/B

Kampus: Palembang




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline