Sering mendengarkan kajian yang dibawakan oleh Gus Baha di Youtube secara tidak sengaja, karena seringnya suami menonton tayangan kajian beliau di rumah. Awalnya pun saya belum mengenal beliau ini siapa sih, tapi lama-lama karena rutin melihat suami yang sedang menonton kajian tersebut, mau gak mau saya pun mulai ikutan menonton baik secara khusus maupun disambi aktivitas di rumah.
Mungkin dari teman-teman pembaca sudah banyak yang mengenal sosok Gus Baha yang memiliki nama asli KH. Ahmad Bahauddin Nursalim. Gus Baha merupakan ulama dan ahli tafsir serta fikih yang memimpin pesantren LP2I Narukan, Rembang sekaligus murid dari ulama Alm. Kyai Maimun Zubair.
Ada salah satu tayangan kajian dari Gus Baha yang saya ingat yaitu ketika seorang jamaah bercerita pada beliau yang melarang anak-anaknya menonton televisi bahkan mempunyai TV karena takut konten-konten negatif akan merusak anaknya. Tapi, setelah jamaah tersebut berkunjung ke rumah kyai yang dihormati, sungguh kagetnya karena di rumah kyai tersebut ada sebuah televisi. Di sini Gus Baha menjelaskan bahwa, kita sebagai orangtua wajib mengajarkan hal-hal baik terlebih dahulu pada anak. Jangan sampai anak belajar dari orang lain yang kita sendiri belum yakin akan kebenarannya. Begitu pula dengan televisi, kita bisa mengajarkan anak apa saja yang baik untuk ditonton maupun mana saja yang harus dihindari. Kita tidak tahu kan, kalau anak-anak justru menonton tayangan televisi yang kurang baik di rumah orang lain.
Itu baru sebagian ceramah dari Gus Baha yang bisa disimak. Masih banyak ilmu-ilmu lainnya yang bisa dipelajari dengan pemahaman yang mudah karena penyampaian Gus Baha terasa ringan dan masuk akal. Setelah mengikuti kajian Gus Baha melalui Youtube, ada beberapa keunikan yang saya perhatikan dari Gus Baha, antara lain :
Banyak Kajian dalam Bahasa Jawa
Awalnya saya tidak terlalu memperhatikan isi kajian yang disampaikan Gus Baha di Youtube karena sering menggunakan bahasa Jawa. Untuk bahasa Jawa umum saya masih bisa menyimaknya, tapi untuk bahasa yang disampaikan oleh Gus Baha ada beberapa kata yang tidak saya mengerti.
Tapi tenang saja, Gus Baha tidak selalu menggunakan bahasa Jawa kok, ketika menyampaikan kajian pada jamaahnya. Makanya saya pun bisa mengikutinya.
Khutbahnya Tidak Menakut-nakuti
Yang saya suka dari pendakwah yang satu ini adalah, segala ilmu yang disampaikannya itu ringan dan tidak terkesan menakut-nakuti. Justru beliau ini malah seringnya memberikan pujian.
Tidak mau diatur
Gus Baha itu tidak mau diatur, bukan dalam konten negatif lho. Contohnya ketika diundang untuk melakukan dakwah, Gus Baha tidak mau diatur oleh panitia, contohnya untuk materi yang akan dibawakannya. Oh ya Gus Baha juga jarang sekali menerima undangan ke luar pesantren kecuali yang mengundangnya lebih sepuh dari beliau atau ada hubungan garis keluarga tertentu.
Lalu selebihnya Gus Baha biasanya melakukan dakwah di kotanya saja. Jadi bagi mereka yang ingin mengundang harus rela menemuinya di sana. Alasannya karena Gus Baha ingin meluangkan waktunya untuk pesantren lebih banyak.
Tidak Punya Channel Youtube dan Sosmed
Walaupun kami bisa menonton dakwah yang dibawakan oleh Gus Baha, namun beliau ini tidak punya channel Youtube sendiri. Jadi ada jamaahnya atau siapapun yang sudah mengikuti kajian beliau lalu merekamnya dan mengunggahnya pada Youtube. Jangan berekspektasi melihat video Gus Baha sedang berceramah di Youtube, karena biasanya jamaah mengunggah suaranya saja yang ditambah foto Gus Baha. Meskipun ada beberapa video juga yang menampilkan Gus Baha. Meski demikian masih banyak jamaah di luar Narukan yang suka mendengarkan kajian beliau dan menjadikannya pendakwah panutan.