Lihat ke Halaman Asli

Narsisme Merupakan Budaya?

Diperbarui: 15 September 2016   08:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Official LINE apps

Zaman sekarang siapa sih yang tidak kenal dengan dunia gadget? Pasti tidak ada kan. Nah, didalam gadget tersebut terdapat banyak sekali vitur-vitur yang terus berkembang dengan pesat. Dimana banyak penguna yang mengunakan vitur-vitur tersebut. Salah satu dari vitur tersebut adalah sosial media (sosmed) antara lain facebook, twitter, instagram, path, dsb. Dimana kita bisa mengunakan sosmed tersebut sesuka hati kita dari update status, upload foto, dan masih banyak lagi dari situlah awal mulanya terjadinya budaya narsisme.

Narsisme, apa itu narsisme merupakan budaya yang berkembang di era digital. Di mana budaya ini menonjolkan pola hidup individualis dan memunculkan rasa cinta terhadap diri sendiri secara berlebihan yang mampu berkembang terus-menerus tanpa henti. Narsisme muncul karena adanya dorongan dari diri individu tersebut serta dipengaruh oleh lingkungan sekitar.

Narsime berawal dari diri individu yang ingin menunjukan jati dirinya ke khalayak umum. Seperti mengunakan sosmed ini merupakan tahap awal dari munculnya narsisme. Dimana letak narsisme pada saat menggunakan sosmed yaitu saat seseorang yang pada awalnya tidak mengunakan sosmed mereka menjadi ingin menggunakan sosmed karena ada dorongan dari penguna sosmed yang lain.

Cinta terhadap dirinya sendiri secara berlebihan yang menyebabkan seseorang tersebut mengekspresikan dirinya dengan mengunggah foto di sosmed yang mereka punya dan mereka tak segan-segan memamer apa yang sedang mereka lakukan. Ajang pamer muncul dengan begitu kalau seseorang tersebut tidak mengunakan sosmed yang lagi tren saat ini mereka tidak mau dianggap remeh oleh orang lain. Sehingga timbulah gengsi itu dengan sendirinya.

Misalnya Gengsi timbul dari orang yang tidak menggunakan sosmed sehingga dia terdorong untuk menggunakanya dikarenakan kebanyakan dari mereka takut dikira kurang pergaulan atau yang sering disebut dengan kuper dan mereka takut untuk dijauhi orang lain yang menganggap sosmed adalah segalanya yang tak bisa lepas dari diri mereka.

Pengunaan sosmed juga bisa disalah gunakan oleh opnume yang tidak bertanggungjawab. Misalnya membuat akun palsu untuk mengelabuhi orang, mengunakan sosmed untuk menipu orang. Hal tersebut memberikan kesenangan untuk penguna tersebut juga bisa merugikan orang lain.

Menurut penulis dari khasus tersebut seharusnya mereka menjadi diri sendiri tanpa memikirkan adanya gengsi – gengsi tersebut. karena kita yang menjalani hidup ini sehingga adanya cibiran dari orang lain tidak usah didengarkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline