Pada jendela malam,
Di kolong langit yang membisu
Gemercik air sungai bersenandung riuh
Sedang di gubuk kumuh rapuh
Ada tubuh lelah terbujur kaku
Kerlap kerlip bintang menghibur hati yang keruh
Pening menikam-nikam kepalanya
Tak ada ketenangan tersisa
Hingga pekat makin menghitam
Pada jendela malam,
Pikirannya menerawang ke awan
Mencari-cari jalan di lorong buntu kehidupan
Namun Ia tak menemukan pintu jawaban
Di hening malam itu,
Ketakutan memeluk raganya
Sebab Ia tak tahu lagi
Besok makan berutang dengan siapa
Parepare, 01 Juli 2019