Lihat ke Halaman Asli

Konfilk antara Ukraina dan Rusia : Apakah memicu perang Dunia ke Tiga?

Diperbarui: 4 Maret 2022   03:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Keamanan. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Pixelcreatures

Konflik antara Ukraina dan rusia : Apakah akan memicu perang Dunia ke Tiga ?

Konflik anatara Rusia dengan Ukraina cukup memicu perhatian. Sebelum konfik ini terjadi, Rusia dan Ukraina sempat bersatu dalam sebuah negara federasi yaitu Uni Soviet.  Pada tahun 1991, Uni Soviet bubar dan di tahun yang sama Ukraina mengambil langkah untuk memerdekakan dirinya dan di setujui oleh presiden Rusia pada saat itu. lalu Rusia, Ukraina dan bela rusia pada saat yang sama membentuk Commonwealth of Independen States (CIS). 

Tak lama kemudian perpecahan terjadi karena Ukraina menganggap bahwa CIS adalah upaya Rusia untuk dapat mengendalikan negara – negara dibawah kekaisaran Rusia dan Uni Soviet. Ketegangan tersebut mulai reda saat Rusia dan Ukraina menandatangani perjanjian persahabatan. Pada tahun 2014 hubungan antara Rusia dan Ukraina kembali memanas dan munculah revolusi menentang supremasi Rusia. Presiden Ukraina pada saat itu Viktor Yanukovych yang pro kepada Rusia di lengserkan oleh masa anti pemerintah dan di gantikan oleh volodymyr zelensky presiden Ukraina yang anti Rusia. 

Penyerangan yang di lakukan oleh Rusia saat ini bukan dari tindakan Rusia yang ingin mengambil Ukraina. melainkan Rusia hanya ingin melindungi warga sipil yang berada di wilayah timur Donetsk dan Luhansk. 

Presiden Rusia Vladimir Putin membenarkan ada sebagian masyarakatnya yang mendeklarasikan kemerdekaan di Ukraina, mereka pemberontak yang ingin mendirikan negara baru. 

Rusia mengakui keberadaan dan kemerdekaan mereka. Rusia juga menyebutkan akan menjamin perlindungan untuk mereka para pemberontak di wilayah konflik. 

Alasan Putin membela mereka, karena menurutnya mereka sudah lama menderita karena diskriminasi hingga penganiyayaan kepada mereka. Terlebih wilayah berkonflik yaitu Donest dan Luhank sebelumnya sudah memiliki perjanjian dengan Rusia bahwa jika mereka mendapatkan serangan dari Ukraina maka Rusia siap membantu.

Ukraina tidak terima dengan pengakuan Rusia. Ukraina menyebutkan akan melawan siapapun yang mendukung pihak pemberontak yang ingin memisahkan diri dari negara kedaulatan Ukraina. 

Namun Ukraina merasa bahwa kekuatan Rusia cukup besar terlebih Rusia dikenal sebagai negara yang memiliki persenjataan dan pasukan militer yang kuat. Ukraina tidak akan mampu menandingi kekuatan Rusia tanpa bantuan dari negara – negara lain. 

Ukraina pun ingin meminta bantuan dari negara - negara barat dan ingin masuk ke dalam NATO supaya bisa menambah kekuatan negaranya. Namuan Rusia melarang Ukraina masuk kedalam NATO karena jika ukraina berhasil masuk ke dalam NATO maka seluruh anggota NATO akan turun untuk membantu Ukraina melawan Rusia, hal ini akan memicu perang Dunia ke Tiga.  

Jika dilihat dari konsep Keamanan Tradisonal yang menekankan pada keamanan negara dari ancaman – ancaman eksternal yang militeristik. Wajar jika Ukraina melakukan hal tersebut bahwasanya Ukraina ingin menjaga keamanan wilayah kedaulatannya dari pemberontak dan tidak ingin menyetujui adanya negara baru yang memisahkan diri dari kedaulatan Ukraina. perang dunia ketiga tidak akan terjadi bila negara – negara barat termasuk negara hegemon seperti Amerika Serikat dan Juga China tidak turun membantu Ukraina Menyerang Rusia. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline