Lihat ke Halaman Asli

Berartikah Aku bagi Pekerjaanku??

Diperbarui: 25 Juni 2015   20:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1327919492176885565

Berartikah aku bagi pekerjaanku ?? Aku cukup tergugah mendengar kata-kata ini. Pertama kali aku mendengarnya adalah dalam sebuah rapat evaluasi untuk calon staff di kantorku. Orang yang mengatakan ini adalah salah satu anggota tim yang mengevaluasi. Saat itu dia berkata pada semua yang ada di ruangan itu, 'bekerja adalah sebuah tanggungjawab dan pengabdian, bukan hanya sekedar untuk memperoleh gaji atau penghargaan atas apa yang kita kerjakan, tetapi lebih dari itu, bekerja adalah sebuah media mengekspresikan diri kita kepada orang lain, terutama kepada kantor atau tempat kita bekerja." Dan tibalah aku pada pertanyaan, "Berartikah aku bagi pekerjaanku?" Pertanyaan yang cukup menarik. Sesaat, cobalah untuk diam dan membayangkan posisi dan kehadiran kita di tempat kita bekerja selama ini. Apa yang terjadi saat kita tidak hadir di kantor? Adakah yang mencari saat kita absen? Adakah bedanya kita ada dan tidak ada saat penyelesaian sebuah pekerjaan? Atau kita ternyata tidak berarti apa-apa untuk siapapun dan apapun. Tidak ada orang yang tau dan mencari tahu sekalipun kita tidak hadir di ruangan kita. Menjadi seorang decision maker atau seorang front man mungkin adalah impian banyak orang, tetapi menjadi berarti dan memberi arti adalah sebuah hal yang lebih besar. Akan sangat menyenangkan kalau kita bisa menjadi sesuatu yang dicari dan berarti! Akan terasa lebih memberi arti, bila kita menjadi salah satu orang yang dicari saat kita tidak hadir di kantor, bukan karena kehebatan kita dalam bekerja, bukan pula hanya karena kita mampu melakukan banyak hal, tapi lebih dari itu, karena kita memberi warna, karena kehadiran kita berarti buat orang lain. Aku yakin, tidak seorangpun yang berharap bahwa kehadirannya dalam komunitas manapun hanya menjadi duri dan batu sandungan bagi orang lain. Atau kehadiran kita hanya menyakiti orang lain. Jadilah berarti!! Kalau aku bisa berimajinasi, ilustrasinya bisa jadi seperti ini : Kita bukan sekedar segelas minuman kopi atau juice favorit, yang ada dan tidak ada sekalipun tidak akan membuat kita kecarian, tapi kita seperti dan sesederhana AIR PUTIH yang selalu bisa menjadi penyejuk dan penyembuh kehausan. Jadi selain karena gaji, selayaknya kita bekerja dengan segala kemampuan dan menjadikan kehadiran kita berarti untuk semuanya, karena dengan begitu kita bisa menjadi berkat dan berarti untuk orang-orang disekitar kita dan untuk pekerjaan kita. Panji siburabura, 17 B, 30 Jan.2012

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline