Lihat ke Halaman Asli

Lia Wahab

Perempuan hobi menulis dan mengulik resep masakan

Nuansa Cinta Tiga Budaya dalam Kemegahan Masjid Ramlie Musofa

Diperbarui: 13 April 2022   09:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tampak depan Masjid Ramlie Musofa yang berseberangan dengan Waduk Sunter (Sumber: dok. pribadi)

Kawasan elit Sunter di Jakarta Utara adalah kawasan yang cukup terkenal di Jakarta. Kawasan ini juga umum dikunjungi warga yang ingin berekreasi di seputaran waduk yang berada di lokasi ini. 

Selain keindahan dan kenyamanan kawasan waduk, kini ada bangunan yang menambah daya tarik bagi kawasan ini yaitu masjid Ramlie Musofa yang diresmikan pada tahun 2016. 

Bangunan serba putih dengan arsitektur layaknya Taj Mahal di salah satu sisi waduk Sunter ini dibangun oleh seorang mualaf Tionghoa bernama Ramli Rasidin yang memutuskan menjadi mualaf di usia 19 tahun.

Pemandangan di seberang Masjid Ramli Musofa, trotoar di sisi waduk yang sering dipakai orang bersantai dan menikmati kuliner. (Sumber: dok. pribadi)

Dari arsitektur dan latar belakangnya, masjid ini memiliki nuansa tiga budaya yaitu Tionghoa, Arab dan Melayu. Tokoh Ramli sendiri adalah seorang pengusaha keturunan Tionghoa Aceh yang kental dengan ketiga budaya tersebut.

Imam di masjid ini adalah seorang pemuda asal garut bernama Ikhwan Fauzul Alawy untuk mendapatkan informasi lebih banyak mengenai masjid Ramlie Musofa ini.

Menurut Ikhwan, kata "Ramlie Musofa" yang menjadi nama masjid ini diambil dari perpaduan nama anggota keluarga Ramli itu sendiri. Kata "Ram" diambil dari nama Ramlie Rasidin, sang pendiri masjid. Kata "Lie" diambil dari nama istri Ramli yaitu Lie Njok Kim. Kata "Mu" diambil dari nama anak pertama Ramli dan Lie yaitu Muhammad. Kata "So" dan "Fa" diambil dari nama anak kedua dan ketiga mereka yaitu Sofian dan Fabian.

Megahnya pintu masuk Masjid Ramli Musofa berhiaskan ornamen dengan latar budaya Tionghoa, Aceh dan Melayu. (Sumber: dok. pribadi)

Ramli Rasidin sendiri memutuskan menjadi mualaf di usia 19 tahun, tepatnya di tahun 1964. Sebelum memutuskan menjadi mualaf, Ramli sempat bermimpi membangun sebuah masjid masjid dengan unsur budaya campuran dan ornamen indah yang bisa menampung segala kalangan dan menyejukkan umat. 

Di tahun 2011 mimpi itu ia wujudkan. Pembangunan masjid berlangsung selama lima tahun hingga masjid diresmikan pada tahun 2016 oleh Profesor Nasaruddin Umar, Imam Besar Masjid Istiqlal.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline