Lihat ke Halaman Asli

Lia Wardah

Perantau Baru

Challenge "5 Hal Terpenting dalam Hidupmu"

Diperbarui: 17 Mei 2021   05:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok Pribadi

Cerita ini aku mulai dari 6 Mei 2021/ 24 Ramadhan 1442 H di Depok. Bertepatan dengan tanggal terkahir kesempatan mudik tahun ini, karena setelah itu larangan mudik mulai diberlakukan.

Seorang motivator memberikan challenge untuk menuliskan lima hal penting dalam hidup, yang mana ketika kehilangan hal tersebut maka hidup kita akan berbeda. 

Sebagai peserta kegiatan "Capacity Building" yang diadakan Bagian Organisasi Kepegawaian dan Hukum Ditjen Bimas Islam, aku pun antusian mengikuti perintah sang motivator. Banyak yang aku tulis, sampai pada akhirnya aku menuliskan lima kata -hal terpenting- secara berurutan yaitu keluarga, kesehatan, al-quran, pekerjaan, uang. 

Setelah diminta menuliskan dan mengurutkan, peserta diminta menyeleksi satu persatu. Karena challenge ini menggambarkan pikiran masing-masing peserta, maka jawaban kita berbeda-beda. Beberapa peserta mendapat kesempatan untuk presentasi. 

Salah seorang peserta menyampaikan lima hal penting pilihannya adalah iman, ibu, ibu, ibu, ayah. Ada yang mempresentasikan lima hal penting tersebut meliputi iman, orang tua, ilmu, sahabat, kesehatan. Ada yang menulis orang tua, istri, keluarga, penghasilan, gedget. 

Dari beberapa orang yang berkesempatan presentasi, semua menyampaikan pilihan terakhir yang tidak bisa diseleksi adalah "iman". 

Mendengar peserta mempresentasikan pilihan terakhirnya. Aku tengok kembali lima hal penting yang aku tulis. Ternyata aku meletakkan kata "al-Quran" pada posisi ketiga berdampingan dengan "kesehatan", dan menyisakan kata "keluarga" yang tidak aku seleksi. 

Aku tidak punya kesempatan presentasi pada challenge ini. Akhirnya kubawalah pikiran yang mengganjal ini sampai ke kosan. Sesampainya di kosan, aku mencari rasionalisasi kenapa pilihanku berbeda dengan sebagian besar teman-temanku yang menyisakan "iman" pada pilihan terakhirnya. 

Begini alasanku...

Pada urutan kelima aku seleksi kata "uang", karena menurutku uang bisa didapat ketika pilihanku nomor empat, yaitu "pekerjaan", masih aku miliki. Bagaimana tidak aku seleksi diawal, karena memasukkan uang pada lima hal penting ini sepertinya sebuah kesalahan. Pada pekerjaan sebelumnya, aku berpenghasilan pas-pasan ternyata cukup untuk membiayai kebutuhanku. Sedangkan sekarang dengan penghasilan lebih tinggi pun uangku tidak bersisa. 

Pada urutan keempat aku menyeleksi kata "pekerjaan", karena menurutku, kesehatan lebih penting daripada bekerja. Bagaimana bisa merasakan indahnya kehidupan jika tidak diberkahi dengan kesehatan. Selama sehat, aku yakin bisa berusaha mencari pekerjaan dengan lebih baik. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline