Lihat ke Halaman Asli

Lia

A Science and Pop Culture Enthusiast

Bukan Pohon, Paus Ternyata Penyerap Karbon Terbesar Bagi Bumi

Diperbarui: 13 Februari 2024   13:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: IMF

Emisi karbon adalah proses pelepasan karbon ke atmosfer Bumi yang dapat meningkatkan pemanasan global. Akibatnya, suhu Bumi naik sehingga mendorong terjadinya perubahan iklim. Dampaknya, bisa kita rasakan belakangan ini di mana Bumi makin panas, es di kutub mencair lebih cepat, cuaca kian tidak menentu, dan kerap terjadi bencana alam.

Menanam Pohon Bukan Solusi Efektif Perubahan Iklim, Kok Bisa?

Dalam menekan pemanasan global maupun perubahan iklim, seringkali kita menilai menanam pohon sebagai solusinya. Hal ini dikarenakan banyak yang mengira bahwa pohon adalah makhluk hidup yang paling berkontribusi dalam menyerap emisi karbon di Bumi.

Sejak di sekolah kita belajar akan manfaat pohon dalam menyerap gas karbondioksida, salah satu emisi penyebab pemanasan global. Namun, sebenarnya manfaat pohon dalam menyerap emisi tersebut kurang efektif dibandingkan makhluk hidup lainnya. Ternyata, ada satu makhluk hidup yang jarang diketahui berperan penting dalam mengurangi emisi karbon di Bumi terutama di laut.

Adu Kekuatan Daya Serap Karbon: Seekor Paus Menang Telak Ketimbang Sebatang Pohon!

Paus, makhluk hidup ini biasa kita kenal sebagai mamalia laut terbesar di lautan. Mirisnya, menurut World Wide Fund (WWF), sekitar 6 dari 13 spesies paus besar masuk kategori ENDANGERED atau terancam punah dan VULNERABLE (rentan punah). Padahal, besar kontribusi paus dalam memerangi perubahan iklim yang saat ini terjadi.

Riset dari Lavery dkk (2010) membuktikan, seekor paus besar rata-rata mampu menyerap dan menyimpan emisi gas sekitar 33.000 kg CO2 sepanjang hidupnya. Lebih lanjut, penelitian tersebut juga menyebutkan bahwa satu populasi paus (kecuali kelompok sperma) mampu menenggelamkan karbon di dasar lautan hingga 1,9 juta ton per tahun. Jumlah ini hampir setara dengan menghilangkan emisi dari 40.000 - 410.000 mobil di jalan raya tiap tahunnya.

Sedangkan sebatang pohon hanya bisa menyerap 48 pon atau 22 kg CO2 selama setahun. Makanya, apabila dibandingkan per satu spesies makhluk hidup tentu paus lebih unggul dalam menyerap karbon. Bisa dikatakan seekor paus lebih efektif menekan perubahan iklim ketimbang satu batang pohon.

Bagaimana Caranya Paus Menyerap Karbon?

Perlu diketahui bahwa setiap makhluk hidup memiliki zat karbon dalam tubuhnya. Makin besar ukuran makhluk hidup tersebut, maka kian tinggi kadar karbonnya. Paus sendiri termasuk hewan berukuran raksasa dengan bobot dapat mencapai lebih dari 150 ton. Tak mengherankan, betapa besarnya karbon yang tersimpan dalam tubuh seekor paus.

Menariknya, paus juga bisa memerangkap karbon yang ada di lautan melalui kotoran dan bangkai tubuhnya. Mekanisme prosesnya bisa dilihat berikut ini:

Mekanisme penyerapan karbon oleh paus

Sumber: Dok. pribad

  • Paus menghasilkan kotoran yang kaya zat besi, nutrien (semacam zat gizi) yang penting bagi pertumbuhan fitoplakton (organisme mikroskopis di perairan) yang dapat berfotosintesis.
  • Kotoran paus tersebut nantinya diserap oleh fitoplakton, di mana dalam proses fotosintesis membutuhkan CO2 (karbondioksida). Pada proses inilah terjadi penyerapan karbondioksida, salah satu gas penyebab perubahan iklim.
  • Lewat kotoran yang diserap fitoplankton tersebut, secara tidak langsung paus turut mengurangi kadar CO2 di lautan. Bahkan, tercatat paus mampu menyerap 40% CO2 secara global per tahunnya.
  • Sedangkan ketika paus mati, bangkainya akan tenggelam ke dasar laut sehingga karbon dalam tubuhnya terendap dan tidak terurai ke atmosfer. Melalui serangkaian proses tersebut, paus menjadi makhluk hidup yang berandil besar dalam menjaga keseimbangan kadar karbon di laut.

Paus Terus Diburu, Haruskah Ternak Paus Demi Tekan Perubahan Iklim?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline