Kegiatan budidaya udang setelah tahap persiapan kolam dan air adalah penebaran benur. Penebaran benur merupakan tahap paling krusial dalam budidaya udang. Hal tersebut dikarenakan kondisi benur menentukan keberhasilan panen yang diperoleh. Sebab itu, pemilihan benur harus dilakukan secara benar dan hati-hati.
5 Strategi Sebelum Menebar Benur
Selain memilih benur yang berkualitas, petambak juga perlu memperhatikan aspek-aspek lainnya sebelum melakukan penebaran benur. Berikut 5 hal penting yang harus diperhatikan sebelum penebaran benur dilakukan.
1. Memastikan kolam sudah siap
Penebaran benur dapat dilakukan jika kolam benar-benar sudah siap baik dari segi teknis, fasilitas, kondisi air, dan juga tenaga SDM. Kolam yang sudah siap ditebar benur tersebut menandakan tahap Day of Preparation (DOP) sudah memenuhi standar seperti konsentrasi DO, pH, suhu, dan salinitas.
2. Pengecekan dokumen benur
Pada saat benur sudah datang ke lokasi tambak, sebaiknya dilakukan pengecekan kelengkapan dokumen atau surat-surat terkait benur tersebut. Salah satu yang wajib tertera dalam dokumen, yakni surat spesifikasi SPF dan SPR.
Specific Pathogen Free (SPF) merupakan suatu tanda yang menunjukkan bahwa benur sudah bebas dari patogen terutama virus yang menyebabkan penyakit. Sementara Specific Pathogen Resistant (SPR) adalah tanda yang menunjukkan karakter genetik benur yang memiliki daya resistan terhadap patogen tersebut seperti virus penyebab WSSV, TSV, dan IHHNV.
3. Sampling benur
Guna memastikan kembali kondisi benur yang datang, disarankan melakukan sampling benur sebelum ditebar. Sampling dilakukan dengan minimal 3 kantong per 1 juta benur atau dua kantong per kode.
4. Pengecekan kualitas air dan kondisi fisik benur
Kondisi fisik benur yang dicek, yaitu uji nekrosis dan bolitas benur. Di sinilah laboratorium tambak udang berperan penting dalam pengecekan parameter tersebut. Untuk itu, pengecekan benur harus dilakukan di laboratorium.
Uji nekrosis merupakan uji yang bertujuan untuk mengetahui seberapa banyak kematian sel atau nekrosis yang terjadi dalam organ benur. Sementara uji bolitas ditandai dengan jaringan hepatopankreas benur yang berubah membentuk bola-bola. Ditemukannya bolitas tersebut menunjukkan adanya kelainan organ tubuh pada benur.
5. Penghitungan jumlah aktual benur
Benur yang ditebar perlu diketahui jumlah aktualnya. Jumlah aktual merupakan jumlah sebenarnya. Cara mengetahui jumlah aktual tersebut, yakni dengan menghitung benur satu per satu dalam satu kantong. Tujuan penghitungan aktual ini, yakni untuk mengetahui jumlah benur yang hidup dan mati dalam satu kantong.
Penghitungan jumlah aktual benur ini penting dilakukan karena berkaitan dengan padat tebar masing-masing kolam. Apabila jumlah benur yang ditebar melebihi ketentuan padat tebar yang sudah ditetapkan, tentu akan berdampak pada carrying capacity kolam ke depannya. Maka dari itu, sebelum ditebar perlu tahu jumlah sebenarnya benur dalam satu kantong.