Penyakit pada udang memang menjadi momok bagi para petambak udang di Indonesia. Salah satu penyebab utamanya adalah sistem manajemen budidaya yang masih buruk, seperti terbatasnya pengetahuan dalam aplikasi perlakuan.
Mengenal Aplikasi Perlakuan pada Budidaya Udang
Aplikasi perlakuan dalam budidaya udang ditujukan untuk memanajemen kualitas air dan dasar tambak sehingga ideal sebagai habitat udang. Aplikasi perlakuan ini merupakan bahan-bahan atau obat-obatan yang digunakan untuk manajemen tambak udang.
Dalam praktiknya, petambak masih awam dalam mengaplikasikan perlakuan-perlakuan tersebut. Padahal, perlakuan tersebut sangatlah penting bagi pertumbuhan dan perkembangan udang. Beberapa aplikasi perlakuan tersebut di antaranya kaporit, kapur, probiotik, molase, fermentasi, saponin, dan pupuk anorganik . Simak, informasi selengkapnya berikut ini.
Kaporit
Kaporit sudah lama dikenal sebagai desinfektan pada air yang biasanya digunakan untuk menjernihkan air kolam renang. Namun, bahan tersebut juga dapat digunakan untuk desinfektan air tambak. Kaporit memiliki fungsi mengendalikan bakteri dan virus yang dapat menyebabkan penyakit pada udang. Untuk itu, kaporit diaplikasikan pada tahap persiapan air. Hal ini berguna untuk mematikan calon-calon inang atau organisme yang merugikan bagi udang. Selain itu, pemberian kaporit yang dapat mengikat Fe juga membantu udang agar tidak mudah stres pada awal budidaya.
Penebaran kaporit tersebut disarankan dilakukan setelah semua kolam diisi air dan dilakukan secara serempak dalam satu waktu. Tujuannya agar proses sterilisasi air pada setiap kolam berjalan optimal. Apabila tidak dilakukan serempak, dapat memicu penyebaran organisme merugikan dari kolam yang belum diberi kaporit ke kolam yang sudah ditebar kaporit tersebut.
Kapur (CaCO3 dan Ca(OH)2)
Terdapat dua jenis kapur yang dapat digunakan dalam budidaya udang. Kapur CaCO3 dan Ca(OH)2 meski memiliki fungsi yang sama, tapi keduanya berbeda. Kapur CaCO3 disebut juga kapur pertanian atau kaptan. Kapur tersebut terbuat dari batuan kapur (CaCO3) yang dihaluskan. Sementara kapur Ca(OH)2 dikenal sebagai kapur hidrat yang terbuat dari kapur CaCO3 yang dibakar dan ditambah air. Secara fungsinya, kedua jenis kapur tersebut berguna untuk menaikkan pH perairan.
Probiotik
Aplikasi probiotik ini bermanfaat untuk mempertahankan kualitas air tambak dan menekan pertumbuhan mikroorganisme merugikan seperti bakteri Vibrio. Penggunaan probiotik juga dinilai lebih aman dibandingkan antibiotik yang berpeluang menyebabkan udang resisten. Probiotik tersebut berupa bakteri-bakteri positif yang menguntungkan bagi perairan seperti bakteri Bacillus, Pseudomonas, dan Thiobacillus.
Molase
Molase merupakan sisa hasil pengolahan gula tebu yang masih mengandung kadar gula sekitar 48-56%. Molase bermanfaat sebagai media pemeliharaan bakteri pada saat pembuatan probiotik dan sumber karbon dalam perairan. Dengan begitu rasio C/N di perairan dapat ditingkatkan sehingga aktivitas bakteri menguntungkan dapat meningkat.
Fermentasi
Fermentasi ini bertujuan untuk menyederhanakan senyawa rantai peptide protein pada bahan-bahan yang difermentasi. Bahan yang umum digunakan dalam fermentasi, yaitu dedak dan bungkil kacang kedelai (BKK). Fermentasi ini termasuk bagian pemupukan organik untuk mendorong pertumbuhan pakan alami (plankton) di tambak. Fermentasi termasuk ke dalam pemupukan organik yang dilakukan pada tahap persiapan air.
Pupuk anorganik
Peningkatan pertumbuhan pakan alami di perairan tidak hanya berasal dari fermentasi, dapat pula menggunakan pupuk anorganik. Salah satu pupuk anorganik yang dapat digunakan, yakni pupuk ZA. Bedanya dengan fermentasi, pemupukan ini dapat diaplikasikan dengan langsung menebarnya ke kolam dan sifatnya mudah larut sehingga dapat dimanfaatkan organisme berklorofil secara langsung.
Saponin
Saponin terbuat dari biji teh yang fungsinya untuk membunuh hama pada tambak, misalnya ikan-ikan kecil yang berpeluang sebagai predator. Saponin ini mampu membunuh organisme berdarah merah karena dapat mengganggu sistem pernapasan organisme tersebut. Penggunaan saponin disarankan dilakukan sekitar pukul 09.00-12.00 agar kinerjanya efektif dan efisien.