Tahun 2020 bisa diibaratkan tahun penuh kepanikan, kecemasan dan ketakutan bagi seluruh penduduk dunia. Bagaimana tidak, hampir di seluruh belahan di dunia terkena dampak dari adanya virus baru yang dikenal dengan virus corona/covid 19. Virus yang pertama ditemukan di sebuah kota di Tiongkok, tepatnya di kota Wuhan, di provinsi Huabei.
Virus yang gejalanya hampir mirip dengan flu ini, menyebar begitu cepat dan telah menewaskan hampir 100 orang perhari. Beberapa spekulasi bermunculan, ada yang menyebutkan bahwa virus ini berasal dari penjualan hewan liar untuk dikonsumsi, dalam hal ini kelelawar, yang banyak dikonsumsi oleh penduduk disana.
Ini bisa terlihat dari adanya pasar penjualan hewan tersebut Wuhan, yang banyak dikunjungi pembeli, sebagai imbas dari tren untuk mengkonsumsi makanan-makanan ekstrim. Ini pula yang menjadikan sebuah challenge/tantangan tersendiri untuk mencoba menjadikan hewan tersebut sebagai bahan makanan.
Namun ada juga yang berspekulasi, bahwa virus ini berasal dari kebocoran di sebuah laboratorium di Wuhan. Seperti diketahui, Tiongkok membangun sebuah laboratorium yang diklaim sebagai laboratorium terbesar di seluruh Tiongkok, yang didirikan khusus untuk meneliti virus. Diduga, ada ratusan virus yang diteliti disana. Dan bukan suatu kebetulan juga, yang letaknya sangat berdekatan dengan pasar hewan tersebut.
Covid 19 (corona virus desease 2019) atau yang sering kita sebut dengan corona, bahkan telah diprediksi oleh seorang Bill Gates, pemilik microsoft pada tahun 2018 dalam sebuah seminar.Walaupun tidak dijelaskan secara spesifik, dia menyebutkan bahwa akan ada virus baru yang menyerang manusia, yang menewaskan lebih dari 1 juta jiwa di dunia hanya dalam kurun waktu 6 bulan.
Namun dalam kenyataannya, semenjak muncul pertama kali di Wuhan pada akhir tahun 2019 hingga Juni 2020, virus ini telah memakan korban lebih dari 10 juta kasus. Dengan korban meninggal sebanyak 500 ribu jiwa, yang menyebar hampir ke 213 negara di dunia. Di Indonesia sendiri, jumlah pasien positif covid 19 ini telah mencapai 54.010 jiwa hingga tanggal 28 Juni 2020, dengan kematian sebanyak 2.754 jiwa.. dan jumlah pasien sembuh sebanyak 22.936 jiwa. Provinsi tertinggi penyebaran virus ini ditempati Jawa Timur, kemudian disusul Sulawesi Selatan, Jawa Tengah, DKI Jakarta dan Kalimantan.
Dengan penyebaran yang sangat cepat dan mematikan tersebut, maka virus corona yang awalnya hanya sebagai epidemi (yang menyebar hanya dalam satu wilayah dengan kesamaan geografis, dalam hal ini Wuhan saja), kini berubah sebagai Pandemik, dimana penyebarannya sudah menjadi global ke hampir seluruh bagian dunia dalam waktu yang sangat cepat.
Lalu apa yang menyebabkan virus ini sangat berbahaya ? Kita akan membahasnya secara terperinci. Virus ini menyebar melalui drop let, yaitu air liur atau ingus dan lendir dari tenggorokan. Saat tetesan air liur/ingus ini mengenai tangan, maka dipastikan virus ini akan menyebar dengan sangat cepat. Dimana saat tangan kotor, menyentuh area muka, baik itu mulut dan hidung,kemudian menyentuh tempat-tempat yang lain, baik itu kontak fisik, barang-barang berbahan kain, besi, kogam, kaca, stainles, dan semacamnya, maka virus yang semula menempel di badan, ikut pula berpindah dan menempel pada benda-benda yang kita pegang.
Berapa lama waktu yang dibutuhkan virus tersebut untuk bertahan hidup di antara barang-barang tersebut, tergantung dari jenis benda nya sendiri. Jika berbahan dasar besi, virus akan bertahan selama kurun waktu 4-8 jam, begitu juga dengan benda-benda yang berbahan dasar kaca, alumunium, kertas, kayu dan plastik. Masing-masing mampu bertahan selama 4 hari pada kaca, 4-8 jam pada almunium, 4-5 hari pada kertas dan 4 hari pada kayu dan 5 hari pada plastik.
Dari keterangan diatas, bisa disimpulkan bahwa jika virus ini menular melalui drop let,lalu bagaimana pencegahannya ? Salah satu pencegahannya adalah gunakan masker saat berpergian atau berada di tempat ramai, selalu mencuci tangan dengan sabun sesuai dengan standarisasi WHO (World Healt Organization), dan hindari kontak fisik dan hindari kerumunan.
Usahakan jaga jarak, social distancing dan physical distancing, yang pada awalnya diterapkan dengan jarak 1 meter tiap orang kini berubah dengan menjaga jarak tidak kurang dari 2 meter, sesuai protokol kesehatan, yaitu menurut tata cara kesehatan yang telah disebutkan di atas.