Indonesia, dengan populasi yang besar, tengah menghadapi tantangan serius terkait rendahnya tingkat literasi. Meskipun angka melek huruf secara keseluruhan telah meningkat dalam beberapa dekade terakhir, namun minat baca yang rendah, terutama terhadap materi yang kompleks dan mendalam, masih menjadi permasalahan yang mengakar. Menurut data we are social hanya sekitar 34.8% tertarik untuk mengakses situs belajar. Hal ini menunjukkan minat membaca masyarakat Indonesia masih sangat rendah dibandingkan negara maju lainnya. Situasi ini patut mendapat perhatian karena literasi merupakan fondasi penting dalam membangun sumber daya manusia yang berkualitas.
Saat ini, konsep literasi telah berkembang jauh melampaui kemampuan membaca dan menulis. Literasi mencakup kemampuan memahami informasi yang kompleks, berpikir kritis, dan menerapkan pengetahuan dalam konteks kehidupan yang beragam. Sayangnya, di Indonesia, literasi dasar pun masih menjadi tantangan bagi sebagian besar masyarakat.
Beberapa faktor yang saling terkait menjelaskan rendahnya tingkat melek huruf di Indonesia. Pertama, faktor pribadi seperti kurangnya minat membaca, kebiasaan menggunakan jejaring sosial, dan kurangnya dukungan keluarga. Kedua, faktor sosial seperti terbatasnya akses terhadap bahan bacaan berkualitas, kualitas pendidikan yang tidak merata, dan lingkungan yang kurang mendorong minat membaca. Terakhir, faktor pemerintah seperti kebijakan yang kurang optimal dalam mendorong minat baca dan kurangnya anggaran untuk mengembangkan program literasi.
Tingkat literasi yang rendah mempunyai dampak yang signifikan terhadap kualitas hidup seseorang. Masyarakat dengan tingkat pendidikan rendah seringkali memiliki produktivitas kerja yang rendah serta kesulitan menganalisis informasi dan beradaptasi terhadap perubahan. Akibatnya, mereka kesulitan bersaing di pasar kerja yang semakin kompetitif dan rentan terhadap misinformasi.
Berdasarkan data Program for International Student Assessment (PISA) tahun 2018, kemampuan membaca siswa Indonesia masih jauh di bawah rata-rata negara-negara Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD). Bahkan, survei dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa hanya sekitar 10% penduduk Indonesia yang rajin membaca buku. Angka ini sangat memprihatinkan jika dibandingkan dengan negara-negara lain yang memiliki tingkat literasi tinggi. Dalam skala yang lebih besar, rendahnya tingkat pendidikan menghambat kemajuan nasional. Negara yang tingkat pendidikannya rendah akan kesulitan bersaing di era globalisasi. Inovasi dan kreativitas yang penting bagi pembangunan ekonomi akan sulit berkembang jika individu tidak memiliki pemikiran kritis dan kemampuan analitis.
Permasalahan rendahnya pencapaian pendidikan di Indonesia dapat dijelaskan dengan teori human capital. Teori ini berpendapat bahwa investasi dalam pendidikan dan pelatihan akan meningkatkan produktivitas dan kualitas hidup individu. Literasi dalam pendidikan merupakan bentuk investasi yang sangat penting. Masyarakat yang berpendidikan tinggi akan mudah mendapatkan pekerjaan yang baik dan menikmati kualitas hidup yang lebih baik.
Pemerintah mempunyai peran yang sangat penting dalam meningkatkan minat membaca masyarakat. Beberapa upaya yang dapat dilakukan antara lain meningkatkan anggaran pengembangan perpustakaan, menyediakan bahan bacaan yang menarik dan relevan, serta mengintegrasikan program literasi ke dalam kurikulum pendidikan.
Selain pemerintah, masyarakat sipil juga memegang peranan yang sangat penting. LSM, komunitas, dan individu dapat membantu menciptakan minat membaca melalui berbagai kegiatan seperti menyelenggarakan acara literasi, membentuk kelompok diskusi buku, dan kampanye kesadaran tentang literasi di jejaring sosial.
Untuk mengatasi permasalahan rendahnya angka melek huruf, diperlukan koordinasi yang kuat antara pemerintah, masyarakat dan seluruh pemangku kepentingan. Semua pihak harus bahu-membahu menciptakan lingkungan yang kondusif bagi tumbuhnya kecintaan membaca.
Mari kita mulai dari diri kita sendiri, jadikan membaca sebagai kebiasaan sehari-hari dan dorong semua orang di sekitar anda untuk suka membaca. Dengan meningkatkan minat membaca, kita dapat membangun generasi yang lebih cerdas, kreatif, dan mampu menjawab tantangan masa depan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H