"Kecelakaan", merupakan sebuah kata yang tidak diinginkan oleh siapa pun. Namun sebagai manusia kita hanya berharap, tetapi Allah yang menentukan. Mau itu kecelakaan parah atau yang terlihat tidak seberapa.
"Deeugg..." hati ini berdebar dan langsung perasaan jadi tak menentu, ketika mendengar anak yang kita sayangi mengalami kecelakaan, meskipun cuma kecelakaan kecil seperti jatuh dari motor. Bermacam rasa berkecamuk, sedih, khawatir, resah gelisah dan sebagainya.
"Jangan-jangan kaki dan tangannya patah"
"Parah tidak ya?"
"Bagaimana keadaannya ya..."
Begitulah macam-macam pertanyaan yang tak terjawab, karena melihatnya pun belum.
Tapi begitu melihat keadaannya, tangan dan kakinya ternyata hanya baret dan lecet sedikit, hati langsung lega dan mengucap syukur,
"Alhamdulillah kamu selamat nak..."
Tetapi omelan sebagai orang tua tetap berlaku,
"Makanya kamu harus nurut, kalau bawa motor jangan ngebut"
"Kalau sudah gini, kamu sendiri yang merasakan, sakit kan?"
Anakku cuma cengengesan, seolah luka lecet dan baret-baret tidak ada artinya sama sekali, dengan enteng dia langsung menyikat makanan yang ada di atas meja,
"Mama ngomelnya udah dooong, aku lapar nich.."