Kalap atau istilahnya lapar mata. Sering terjadi terutama pada para perempuan saat berada di toko baju yang menawarkan pakaian ready-to-wear dengan model yang sedang hits saat itu. Tapi taukah kamu, dengan kamu melakukan hal seperti itu berarti kamu sedang menerapkan konsep Fast Fashion?
Fast Fashion adalah istilah dari konsep yang digunakan oleh bisnis industri fashion yang memproduksi pakaian dengan jumlah banyak dan cepat demi memenuhi permintaan pasar. Fast Fashion menghadirkan pakaian siap pakai dengan pergantian mode yang cepat dalam kurun waktu tertentu, itulah mengapa disebut dengan 'fast' karena model ini dapat berganti secara kilat seperti dalam hitungan bulan.
Tanpa disadari, Fast Fashion ini menimbulkan gaya hidup konsumtif, karena konsep ini berfokus pada kecepatan mengeluarkan banyak produk pakaian baru dengan rendahnya biaya produksi, sehingga harga jual pun tidak terlalu tinggi. Siapa yang tidak mau tampil modis dengan harga yang ekonomis? Padahal, kualitas pakaian Fast Fashion seringkali tidak tahan lama, sehingga membuat pembeli membeli baju lagi dalam jangka waktu dekat.
Apabila konsep Fast Fashion ini terus menerus diterapkan oleh banyak orang, ada beberapa hal yang akan berdampak pada lingkungan, seperti:
1) Berdampak pada Air dan Laut
Taukah kamu seberapa banyak air yang digunakan oleh industri fashion? 93 miliar meter kubik air per tahun. Padahal air sebanyak ini bisa untuk memenuhi kebutuhan konsumsi lima juta orang. Ditambah limbah bahan kimia beracun yang dipakai saat memproduksi pakaian fast fashion seringkali dibuang langsung ke sungai atau lau tanpa ada penyaringan atau pengolahan terlabih dahulu yang dapat mencemari air serta membunuh biota laut.
2) Berdampak pada Emisi Karbon Global Tahunan
Emisi karbon yang dihasilkan oleh industri fashion melebihi emisi karbon dari semua penerbangan internasional apabila digabungkan. Jika hal ini terus terjadi, industri fashion diperkirakan akan meningkatkan emisi gas rumah kaca lebih dari 50% pada sepuluh tahun mendatang.
3) Dampak Mikroplastik dari Pakaian
Serat serat pakaian berbahan sintesis seperti polyester, nylon, dan akrilik yang biasa digunakan pada brand fast fashion biasanya mengandung mikroplastik. Dengan banyaknya penerapan fast fashion ini, setengah juta ton mikroplastik yang setara dengan 50 miliar botol plastik dibuang ke laut setiap tahunnya. Padahal, mikroplastik pada pakaian membutuhkan sekitar 200 tahun untuk dapat terdegradasi dan melepaskan PCB (polychlorinated biphenyls) yang dapat memicu penyakit seperti stroke, kanker, dll.