Normalnya, siklus menstruasi terjadi selama 21-35 hari, dan menstruasi berlangsung selama 2-7 hari. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi siklus menstruasi seseorang, seperti pola makan, kondisi kesehatan seseorang, dan stres. Stres psikologi banyak terjadi dikalangan masyarakat, khususnya pelajar atau mahasiswa, atau yang biasa disebut dengan stres akademik. Lalu bagaimana stres bisa mempengaruhi siklus menstruasi seseorang?
Dikutip dari artikel UT Health Houston, Randa J. Jalloul, MD, seorang spesialis OB-GYN di UT Physicians mengungkapkan bahwa stres baik yang bersifat emosional, nutrisi, maupun fisik, dapat menyebabkan peningkatan sekresi endorfin dan kortisol yang mengganggu produksi hormon. Seseorang yang mengalami stres ringan dapat mengalami menstruasi yang terlambat selama beberapa hari. Namun jika seseorang mengalami stres kronis, maka seseorang tersebut dapat mengalami menstruasi yang tidak teratur atau tidak datang bulan dapat terjadi. Jalloul, profesor madya di Departemen Obstetri, Ginekologi, dan Ilmu Reproduksi di McGovern Medical School di UTHealth Houston, juga mengungkapkan bahwa beberapa penelitian telah mengamati bahwa lebih dari 70% wanita mengalami pemulihan ketidak teraturan siklus menstruasi akibat stres dan penurunan berat badan, yang ditandaai dengan dimulainya kembali menstruasi. Wanita yang pulih biasanya memiliki indeks massa tubuh yang lebih tinggi dan kadar kortisol yang lebih rendah daripada mereka yang tidak pulih. Jalloul juga menyarankan jika seseorang mengalami menstruasi tidak teratur atau tidak menstruasi selama lebih dari tiga hingga enam bulan, untuk berkonsultasi dengan profesional kesehatan, terutama jika hasil tes kehamilan negatif.
Stres dapat menyebabkan siklus menstruasi yang tidak teratur karena berpengaruh terhadap ekskresi Corticotropic Releasing Hormone (CRH). CRH ini memiliki efek negatif karena dapat menghambat sekresi GnRH hipotalamus (Nurdianti et al., 2022). Gonadotropin Releasing Hormone (GnRH) sendiri memiliki fungsi penting dalam reproduksi, seperti mengatur permulaan pubertas, perkembangan seksual, dan siklus ovulasi pada wanita.
Dari sini kita bisa melihat bahwa stres yang dimaksud tidak hanya stres psikologis saja, tapi stres secara fisik dan nutrisi juga dapat berpengaruh. Perubahan gaya hidup sederhana seperti nutrisi yang cukup, olahraga, kebiasaan tidur yang baik, dan mengatasi penyebab stres merupakan beberapa hal yang dapat memperbaiki siklus menstruasi seseorang. Kenali tanda-tanda stres, tetaplah aktif, luangkan waktu untuk bersantai dan terhubung dengan orang-orang terkasih, manjakan diri dengan makanan sehat, dan banyak beristirahat., juga hal yang tak kalah penting untuk menjaga kesehatan reproduksi seseorang.
Referensi: https://www.utphysicians.com/how-stress-can-affect-your-menstrual-cycle/