Lihat ke Halaman Asli

Karakter Seseorang Bisa Dilihat dari Lingkungan Sekelilingnya

Diperbarui: 20 Januari 2017   14:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kalau mau jadi orang baik maka berkumpullah dengan orang yang baik pula, begitu pula sebaliknya, kalau mau jadi orang jahat maka berkumpullah dengan orang jahat. Ingin menjadi orang pintar jangan berkumpul dengan orang yang tidak suka baca, mau jadi ilmuwan harus bergaul dengan ilmuwan juga.

Cara berpikir, bergaul dan bertindak seseorang maupun kelompok biasanya dipengaruhi oleh sekelilingnya. Melihat para tim sukses maupun relawan selama musim kampanye pada Pilkada DKI Jakarta ini sesuai dengan para jagoannya. Ada yang kalem, terlihat gagah dan juga murah senyum itu terlihat pada pasangan calon nomor urut 1.

Lalu ada yang terlihat kalem juga, terlihat berwibawa, dan juga lebih relijius, itu karena pasangan calonnya ini didukung oleh banyak kiai dan ustadz yaitu pasangan nomor urut 3. Dan ada yang relawan dan tim suksesnya suka marah-marah, caci maki dan terlihat arogan coba aja lihat di media sosial, ini tergambarkan pada pasangan calon nomor urut 2.

Kenapa relawan dan tim sukses nomor urut dua seperti itu? Coba kita lihat diberbagai media sosial dan juga komentar-komentar mereka pada berita yang disajikan detik.com, kompas.com dan lain-lain, kalau judul dan isinya menguntungkan jagoannya, kometarnya pujian terus yang ada, dan jika ada pemberitaan yang memojokkan pasangan lain, langsung komentarnya jelek semua, caci maki, sumpah serapah memenuhi kolom komentar. Begitu sebaliknya, jika ada pemberitaan yang membaguskan pasangan lain, di kolom komentar isinya cacian, makian dan hujatan untuk pasangan yang bersangkutan.

Tidak hanya di pemberitaan saja, tetapi di media sosial seperti facebook, twitter, dan lain-lain, isinya sesuai dengan pola atau karakter dari jagoannya. Kita tahu bersama bahwa Ahok selama menjabat jadi Gubernur DKI Jakarta suka memarahi orang di depan umum, memaki orang, menuduh orang maling, dan juga arogan, merasa dirinya adalah penguasa Jakarta yang dekat dengan penguasa negeri ini.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline