Lihat ke Halaman Asli

babarol

Freelancer

Budaya "Ngasak" di Kala Panen

Diperbarui: 28 Desember 2022   02:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar Ibu-Ibu Ngasak (Foto: pojokseni.com)

Bertani merupakan salah satu pekerjaan yang sangat akrab dengan masyarakat Indonesia. Seperti yang kitau tau bahwa Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian penduduknya berprofesi sebagai seorang petani. Pertanian di Indonesia sangatlah beragam, ada yang menanamnya satu jenis tanaman yang sama sepanjang tahun dan ada pula yang setiap musimnya menanam tanaman yang berbeda.

Di daerah saya sendiri yaitu di Desa Ampel, Kecamatan Wuluhan, Kabupaten Jember, tanaman yang ditanam berbeda-beda setiap musim. Setiap lahan bisa saja ditanami tanaman yang berbeda pada tiap musimnya. Ada yang menanam cabe dan ada pula yang menanam tanaman lain seperti terong, timun, sawi, tembakau, dan berbagai jenis tanaman palawija. Namun demikian, tanaman yang ditanam pada musim hujan adalah seragam pada tiap sawahnya, yaitu padi. Selain padi, jagung juga merupakan salah satu tanaman wajib pada tiap tahunnya.

Setiap panen, ada budaya yang akrab di daerah kami yaitu ngasak. Ngasak merupakan kegiatan mengambil sisa-sisa panen yang masih ada di ladang. Kegiatan ngasak ini biasanya dilakukan oleh orang-orang yang tidak punya lahan untuk bertani. Mereka biasanya mencari sisa-sisa panen dari sawah ke sawah untuk nantinya dijual. Berbagai sisa panen yang bisa diasak yaitu hampir semua jenis tanaman mulai dari padi, jagung, kubis, dan lain-lain.

Ngasak sendiri bukan merupakan kegiatan yang merugikan bagi pemilik sawah selama orang yang ngasak tidak melakukan kecurangan. Kecurangan yang dapat dilakukan di antaranya yaitu mengambil sebagian hasil panen yang bukan merupakan sisa panen. Tindakan seperti ini yang biasanya dibenci oleh pemilik ladang. Biasanya, apabila orang yang ngasak ketahuan melakukan tindakan tersebut, maka pemilik sawah akan mengusirnya dan melarang orang tersebut ngasak setiap kali ia panen.

Saya sendiri sebagai anak seorang petani yang rumahnya mepet dengan sawah tentunya juga pernah melakukan ngasak. Saya pernah ngasak kubis, padi, kacang tanah, dan juga jagung. Saya mulai ngasak ketika saya masih SD dulu dengan tujuan karena ingin mengetahui bagaimana susahnya mencari uang di sawah, hehe. Setelah saya dapat pun, saya juga tidak pernah menjualnya, akan tetapi memberikannya kepada ibu sebagai tambahan bahan masakan.

Kalau di daerah kalian gimana? Apakah di daerah kalian juga banyak orang yang ngasak setiap kali panen? Yuk, berbagi cerita ngasak di daerah kalian!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline