Seperti yang kita ketahui, Pandemi Covid-19 telah banyak merubah kehidupan kita, mulai dari sosial, ekonomi, budaya, hingga pendidikan. Bagi anak sekolah ataupun mahasiswa tentunya hal tersebut sangat terasa. Pasalnya, sekolah yang biasanya pagi-pagi harus segera bersiap untuk berangkat. kemudian, kita menghabiskan waktu hampir sepanjang siang di sekolah dan baru pulang ketika malam hampir menjelang. Ya, seperti itulah kehidupan sekolahku saat jenjang SMA. Ketika awal mula Pandemi Covid-19 mulai melanda pun aku sudah merasakan rasanya belajar di bangku Perguruan Tinggi. Ya, sebagai mahasiswa baru, mahasiswa tingkat pertama yang masih cukup banyak dibebani tugas-tugas ospek, hehe.
Dulu, sebagai mahasiswa baru, aku sangat suka mengunjungi perpustakaan pusat Universitas Brawijaya. Bahkan, hampir setiap hari rasanya aku ke perpustakaan dan memang demikian. Walaupun tidak selalu untuk membaca atau mencari buku dan hanya sekedar duduk-duduk, mengerjakan tugas, main laptop atau handphone. Bukan karena apa, aku suka saja duduk-duduk di dalam perpustakaan. Meskipun di dalam perpustakaan juga cukup ramai, namun kondisinya lebih tenang daripada harus duduk di gazebo depan perpustakaan atau gazebo lainnya yang selalu penuh dan banyak orang berlalu lalang. Ditambah lagi, mereka ngomongnya suka keras-keras, hehe. Kalau di dalam perpustakaan kan ditegur kalau terlalu ramai, jadi kondisinya lebih tenang.
Tapi, hiruk-pikuk keramaian tersebut sontak berubah dalam waktu sekejap saja. Sabtu malam (14/03/2020), ketika tersebar melalui berbagai story dan kiriman Whats App dan beberapa media sosial lain, bahwa ada salah seorang yang suspect Covid-19 di salah satu fakultas di Universitas Brawijaya. Berita tersebut lantas menghebohkan hampir semua kalangan di Universitas Brawijaya. Aku yang saat itu sedang latihan presentasi PKM Maba dengan teman-temanku di bundaran UB bersamaan dengan keramaiannya yang tak pernah henti pun turut heboh. Tiba-tiba, ketika sudah hampir dini hari terdapat beberapa pengumuman yang menyatakan bahwa beberapa agenda dalam waktu 2-3 hari ke depan dibatalkan dan ditunda hingga pengumuman selanjutnya.
Saat itu yang hari Senin-nya harusnya jadwal UTS, beberapa fakultas memutuskan daring dan semua kegiatan kampus dihentikan sementara. Perlahan, semua kegiatan menjadi daring dan satu-persatu teman-temanku kembali ke daerah asalnya. Aku yang saat itu semakin merasa kesepian pun melakukan hal yang sama, aku kembali ke daerah asalku. Namun, beberapa bulan kemudian, kuputuskan kembali ke Malang dan tetap tinggal di sana meskipun kuliah daring. Saat itu, kusaksikan betapa sepinya kampusku, bahkan hari libur pun biasanya tak sesepi itu. Perpustakaan apalagi, sangat sepi jika dibandingkan hari-hari biasanya. Pada awal pandemi, perpustakan tidak memberikan pelayanan fisik, namun akhirnya perpustakan kembali buka meskipun pandemi belum usai.
Saat itu, masih sering kukunjungi perpustakaan meski sepi masih menemani. Seolah rasanya perpustakaan yang sebesar ini hanya milik beberapa orang saja. Sangat sepi dan sangat hening. Lambat laun dan tak terasa sudah 2 tahun, orang mulai terbiasa dengan situasi pandemi dan kasus pandemi pun alhamdulillah mulai menurun. Hingga akhirnya, hari yang ditunggu-tunggu pun tiba, setidaknya yang kutau beberapa kampus besar di Malang telah melaksanakan perkuliahan sepenuhnya luring di semester ganjil tahun ajaran 2022/2023 ini. Tak terasa pula, kuliah kembali luring dan aku sudah tingkat akhir. Masih kuingat dulu, saat sebelum pandemi dan aku masih seorang maba. Kini, ketika luring kembali aku sudah menjadi mahasiswa angkatan tertua. Hamdan, mohon doanya, semoga aku bisa lulus tepat waktu, Aamiin.
Keadaan perpustakaan pun sudah hampir pulih seperti sediakala. Ketika masuk pun bahkan kembali antre seperti ketika sebelum pandemi dahulu. Loker barang pun hampir semuanya terisi setiap harinya. Meskipun di minggu pertama kuliah ini masih ada beberapa fakultas yang masih melaksanakan kuliah secara daring, wajah perpustakaan sudah bisa dikatakan kembali seperti sedia kala. Pada gambar tersebut memang terlihat tidak terlalu ramai karena kebetulan pas saya ambil gambar sudah sore dan kebetulan itu juga spot yang agak pinggiran karena semakin sepi saya semakin suka
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H