Sebagai anak dari kabupaten kecil di Sumatera Utara , berkesempata kuliah UGM selama 1 semester saja menjadi sesuatu yang luar biasa.
Di bulan Juli lalu, saya buka portal kampus merdeka, dan melihat kata "selamat" yang berwarna hijau. Kata "selamat" berwarna hijau ini menandakan saya lolos sebagai salah satu mahasiswa yang akan mengikuti program Pertukaran Mahasiswa Merdeka(PMM), yang merupakan satu dari beberapa program Kampus Merdeka.
Saat mendaftar, dan memilih Universitas Gadjah Mada sebagai Perguruan Tinggi yang saya tuju, tidak ada keraguan sama sekali. Setelah dua kali ditolak oleh kampus rakyat ini, timbul rasa ingin balas dendam. Dan akhirnya saya bisa berkuliah 1 semester di kampus karung goni ini. Meskipun hanya 1 semester, saya sangat senang akhirnya bisa berdiri di depan Gedung Grha Sabha Pramana dan berfoto di bundaran UGM yang katanya bisa bikin telat lulus.
Semua urusan administrasi sebelum mulai aktif perkuliahan, diurus dengan baik oleh para PIC. Mulai dari data mahasiswa, pemilihan mata kuliah, tiket pesawat dari asal masing-masing, hingga akomodasi mahasiswa. Saya salut dengan PIC yang sangat cepat tanggap jika kami terdapat kendala, dari sebelum pertukaran dimulai, hingga kami kembali ke daerah asal masing-masing. Kami sangat diperhatikan, bahkan kondisi kesehatan kami pun menjadi tanggung jawab PIC.
Berkuliah di salah satu TOP Universitas di Indonesia memberikan banyak pengalaman baru. Mulai dari fasilitas yang sangat memadai, pola mengajar dosen yang sangat menarik, dan yang menjadi favorite saya, Toyagama(fasilitas air minum gratis) yang tersebar diseluruh area wilayah kampus. Sebagai mahasiswa pertukaran yang muncul secara tiba-tiba, kami disambut baik oleh para teman mahasiswa dan dosen.
Selama tinggal di Kota Pelajar ini, kami mendapat fasilitas asrama, bus kampus dan bus asrama, dan juga sepeda kampus. Hitung-hitung lumayan untuk anak asrama bisa pergi kampus tanpa mengeluarkan ongkos lagi. Sepeda kampus ini juga bisa digunakan diluar area kampus, bahkan bisa dibawa jalan-jalan ke Malioboro. Asrama yang menjadi tempat kami tinggal selama lebih dari 4 bulan ini juga sangat nyaman. Kamar yang bersih, furnitur kamar yang lengkap, dan juga kamar mandi disetiap kamar yang juga dalam kondisi baik.
Selain belajar seputar akademik, seluruh mahasiswa pertukaran juga akan dibawa jalan-jalan setiap minggunya. Tapi bukan sekedar jalan-jalan, tapi juga belajar dan bahkan bernilai 4 sks. Kegiatan ini bernama "Modul Nusantara". Kegiatan yang dilaksanakan setiap minggu ini memberikan banyak pengalaman baru bagi mahasiswa pertukaran untuk mengenal sejarah dan budaya di Kota Yogyakarta. Mahasiswa juga wajib mengerjakan tugas setelah kegiatan selesai, sesuai dengan tugas yang diberikan oleh dosen pendamping. Walaupun tetap ada tugas, tidak menghilangkan keseruan dari kegiatan ini. Selama mengikuti kegiatan ini setiap minggunya kami mengunjungi beberapas situs sejarah seperti Masjid Kotagede, Candi Prambanan dan juga Candi Borobudur. Tak hanya itu, kami juga berkesempatan untuk membatik di Kampung Batik Giriloyo.
Pengalaman berkuliah di UGM dan tinggal di Kota Yogyakarta selama lebih dari 4 bulan ini dapat saya dan 97 teman lainnya yang berasal dari seluruh penjuru Indonesia rasakan atas program luar biasa dari KEMENDIKBUD. Ayo untuk kalian yang ada di semester 3 sampai 7, daftar dan rasakan sendiri pengalaman bertemu dengan teman dari Sabang sampai Merauke.
Aku, Lia, alumni Pertukaran Mahasiswa Merdeka 2 Universitas Gadjah Mada.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H