Lihat ke Halaman Asli

Surat Penting

Diperbarui: 5 Juni 2024   14:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Si suami dititipkan temannya surat untuk diberikan kepada sahabat baiknya. Surat itu sangat penting.
Hampir setiap hari si suami sering berdiskusi bersama sahabat baiknya itu di rumah.
Surat penting itu sengaja tersusun rapi di atas lemari agar mudah mengingat ketika sahabatnya datang ke rumah.
Keesokan harinya, datanglah sahabat baiknya itu ke rumah.
Suami: "Pak, ada surat untuk bapak."
Sahabat: "Oh, iya."
Mereka lanjut berbicara diskusi lain.
Karena baru datang suratnya itu tidak langsung diberi kepada yang bersangkutan.
Hal itu berlangsung seminggu.
Pada hari ke-8
Sahabat berdua ini bertemu lagi, berdiskusi lagi.
Sahabat: "Pak, dah siang, saya pamit dulu."
Suami: "Iya pak."
Sahabat langsung mengendarai motornya dan langsung gas.
Suami: (teriak dengan kencang) "Pak......, Surat kemarin." Tapi temannya tidak mendengar karena suara motornya lebih kencang dari suara suami.
Istri: (membantu teriak) "Surat..."
Padahal si istri sedang shalat pas rakaat terakhir sedang mau duduk takhyat akhir. Karena latah si istri langsung ikut teriak.
Batallah shalatnya.
Suami:"Oh, tidak apa-apa, nanti kita antar ke rumahnya." Suami berbicara sambil berjalan menuju kamar. Karena suami tidak melihat sedang apa istrinya. Dan suami membuka pintu.
Istri: (sambil ketawa tapi kesal) "Saya sedang shalat, mana rakaat terakhir, terus latah ikut teriak. Jadi batal shalat."
Suami: "Ulang lagi."
Istri: "Iya...."
Suami: "Siap shalat kita antar surat."
Istri: @$#&@*"@$&




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline