2 hari yang lalu aku menceritakan alasanku merantau, namun luput membahas sosok tokoh yang membuatku yakin bahwa aku bisa merantau. Beliau, Pemuda Negawaran dari Kab. Gowa.
Seorang kakak yang banyak memberikan pelajaran berharga lewat kisah-kisahnya. Meskipun aku tidak sering bertemu secara langsung, aku juga turut merasakan kehadirannya sebagai sosok idola kami, para pemula di tanah rantau Jakarta.
Aku memberanikan diri waktu itu, Muktamar Medan, Agustus 2023, ponselku masih sama, kameranya gapernah bagus kalau buat foto. Tapi kesempatan bertemu dan berfoto dengan sosok idolaku mungkin tidak akan datang 2 kali.
Aku membuka obrolan dengan kalimat "kak, saya dari sulsel kak, namaku Lia.. Lia boleh foto bareng kakak?". Kurang lebih seperti itu haha. Meskipun hasil fotonya buram, foto ini tetap aku upload ke instagram. Toh, aku mungkin tidak bertemu sering-sering.
Pemuda Negarawan, Dzulfikar Ahmad Tawalla.
Selamat atas amanah baru yang telah diemban sebagai Wakil Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia.
Sembari merayakan hari ini, aku ingin mengenang beberapa nilai yang aku pelajari dari beliau.
Perjalanan Dzulfikar Ahmad Tawalla
Dzulfikar Ahmad Tawalla lahir pada 28 April 1987 di Sungguminasa, Kabupaten Gowa. Sebagai putra dari ulama kharismatik K.H. Ahmad Tawalla, kak Dzulfikar tumbuh dalam lingkungan yang penuh dengan nilai-nilai keagamaan dan kepemimpinan. Pendidikan dasar hingga tinggi yang ia tempuh di Sulawesi Selatan membentuk fondasi intelektual dan moralnya.
Aku mengetahui fakta itu saat meneliti sejarah IPM Kab. Wajo, ayah dari kak Fikar adalah salah satu pencetus IPM di Tanah Wadjoe.