Lihat ke Halaman Asli

Lisa Mery

Pemerhati jalan & pendengar yang baik

Positif dalam Berpikir

Diperbarui: 9 Februari 2016   19:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Manusia, sebuah kata yang menggambarkan fisik dan jiwa dari suatu makhluk hidup yang dikarunia akal pikiran.

Manusia, bertumbuh dan  berkembang sesuai dengan pengaruh internal dan eksternal yang memengaruhi pola pikir, laku tindak dan progresivitas manusia tersebut.

Betapa mudah melihat kesemrawutan kehidupan manusia dalam komunitasnya bermasyarakat. Tidak peduli bahwa dilakon kehidupan tidak boleh egois. Memanfaatkan toilet saja, kebanyakan meninggalkan jejak "bau pesing" di tempat umum yang seharusnya, buang sampah di tengah jalan, meludah saat berkendara, mencoret dinding atau bahkan situs wisata.

Bisakah manusia seperti itu disebut kreatif, imajinatif dan luarbiasa cuek???

Oya, bisa..

Bagaimana dulu karakter manusiawinya dibangun, saat masih kanak-kanak labil hingga dewasa dengan kegoyahan sikap "tindak laku".

Manusia Indonesia banyak, apa bisa karakter mereka coba di desain kembali? Ya, kemungkinan ada . Dari membiasakan para kanak-kanak tumbuh dalam pola kehidupan berkesadaran, dari lingkup orangtua dan kerabat,  yang lebih berkarakter.

Karakter adalah kata sakti yang tidak boleh dilewatkan di era smartphone, karena terlambat menguasai karakter yang positif, pikiran yang positif dan pola pembinaan yang baik.

Mari bangun komunitas berkarakter.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline