[caption caption="Ikan bandeng yang berukuran besar sebagai simbol kemakmuran dan rezeki yang berlimpah. Foto : tribunnews.com"][/caption]Perayaan Tahun Baru Imlek 2576 sudah berlalu, tetapi tidak ada salahnya jika ditulis sesuatu hal yang terkait dengan perayaan itu, yaitu ikan bandeng. Ikan merupakan simbol rezeki bagi saudara-saudara kita dari etnis Tionghoa. Oleh karena itu, tradisi mereka dalam rangka merayakan Tahun Baru Imlek tidak lupa menghidangkan jamuan makanan dari ikan, terutama jenis ikan bandeng.
Ikan bandeng merupakan jenis ikan yang sudah dikenal akrab oleh masyarakat Indonesia. Ikan ini biasa dipelihara di tambak oleh para petambak di hampir seluruh Indonesia dengan menerapkan teknologi tradisional (sederhana) sampai dengan teknologi intensif.
Namun, para petani tambak di Indonesia sebagian besar menggunakan teknologi sederhana, karena mudah dalam penerapannya dan tidak memerlukan modal yang besar. Dengan mengandalkan pemupukan untuk menumbuhkan pakan alami (klekap), produksi ikan bandeng yang dapat dicapai antara 300-1.500 kg/ha/musim.
Umumnya, ikan bandeng sudah dipanen pada ukuran 4-5 ekor/kg. Ukuran ini adalah merupakan ukuran konsumsi yang disukai oleh konsumen. Untuk mencapai ukuran ini, benih bandeng ukuran gelondongan harus dipelihara selama 4-6 bulan.
Padahal untuk keperluan Imlek, diperlukan ukuran ikan bandeng super (jumbo) antara 1,5-3 kg/ekor, sehingga untuk menghasilkannya petani tambak harus tekun, memerlukan waktu yang lebih lama, dan diperlukan pemberian pakan tambahan. Untuk dapat menghasilkan ikan bandeng bandeng jumbo ukuran 1,5 kilogram/ekor, diperlukan waktu pemeliharaan satu tahun.
Oleh karena itu, harga ikan bandeng jumbo jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan harga ikan bandeng yang biasa dijual di pasaran. Harga di tingkat petani tambak untuk bandeng biasa hanya sekitar Rp. 16.000,- per kilogram, sedangkan bandeng jumbo antara Rp. 27.000,- hingga Rp. 35.000,- per kilogram.
Lokasi penjualan ikan bandeng untuk keperluan Imlek yang sudah banyak dikenal adalah di Jalan Sulaiman, Rawabelong, Jakarta Barat. Penjualan yang hanya terjadi sekali setahun pada saat menjelang perayaan Tahun Baru Imlek ini biasanya hanya berlangsung selama tiga hari saja.
Harga ikan bandeng disini dapat mencapai Rp 75.000,- hingga Rp 85.000,- per kilogram, tergantung kesepakatan antara pedagang dan pembeli. Ukuran bandeng paling kecil sepanjang 25 cm dengan bobot sekitar 1,4 kilogram. Namun, ada pula bandeng berukuran jumbo hingga sepanjang lengan manusia. Salah satu penjual bandeng jumbo mengatakan bahwa bandeng jumbo miliknya memiliki bobot 6 kilogram. Satu bandeng jumbonya telah laku dengan harga Rp 450.000,-
Mengapa ikan bandeng dipilih menjadi primadona perayaan Tahun Baru Imlek? Tradisi ini bermula dari cerita tentang ikan bandeng yang berduri banyak, yang digambarkan sebagai rumitnya kehidupan. Sebagaimana halnya mengarungi kehidupan, dalam menyatap ikan bandeng dibutuhkan kehati-hatian dalam memilah daging ikan dari duri-durinya.
[caption caption="Pindang bandeng khas Imlek. Foto : tribunnews.com"]
[/caption]Demikian pula tentang ukuran ikannya, sesuai dengan pandangan dan simbol tentang ikan, khususnya ikan bandeng untuk perayaan Imlek dipersiapkan yang berukuran besar. Ikan bandeng dengan bobot 3 kilogram bagi warga Tionghoa dipandang sebagai simbol kemakmuran dan rezeki yang berlimpah.
Tradisi mengkonsumsi ikan bandeng pada saat merayakan Tahun Baru Imlek ini tentunya ikut membantu program Pemerintah dalam meningkatkan konsumsi ikan bagi masyarakat Indonesia melalui Program Gemarikan (Gerakan Memasyarakatkan Konsumsi Ikan). Ikan bandeng, selain rasanya yang khas dan gurih, juga bergizi, serta mempunyai kandungan asam lemak tak jenuh omega-3 yang tinggi. Bahkan ada yang menyatakan bahwa ikan bandeng merupakan jenis ikan yang mengandung omega-3 tertinggi.