Lihat ke Halaman Asli

Trisno Utomo

TERVERIFIKASI

Ikan sebagai Pangan (8): Keracunan Biotoksin

Diperbarui: 18 Juni 2016   14:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Salah satu jenis ikan buntal penyebab keracunan tetrodotoxin. Sumber gambar : https://thefisheriesblog.files.wordpress.com/2013/11/5d3b8-pufferfish.jpg

Biotoksin adalah racun yang terdapat pada biota atau makhluk hidup. Biotoksin yang terdapat pada biota laut dikenal sebagai biotoksin laut (marine biotoxin). Biotoksin laut ini menyebabkan sejumlah penyakit bawaan pangan yang berasal dari produk perikanan.

Produk perikanan yang berperan sebagai pembawa biotoksin adalah kekerangan dan ikan, yang merupakan sumber pangan penting bagi manusia. Tetapi, sejatinya organisme yang menjadi sumber dan memproduksi sebagian besar biotoksin adalah spesies alga laut mikro tertentu (kecuali tetrodotoxin, racun yang dihasilkan oleh ikan buntal).

Sebenarnya, alga mikro dari lautan di dunia ini adalah pakan yang penting bagi kekerangan, larva krustasea, dan ikan ekonomis penting lainnya. Dari 5.000 spesies alga mikro, sekitar 300 spesies mampu berkembang dalam jumlah besar (blooming) sehingga dapat merubah warna permukaan laut, yang disebut "red tide" (pasang merah).

Nah, diantara spesies alga laut mikro yang suka blooming ini, ada sekitar 75 spesies yang memiliki kemampuan untuk menghasilkan racun yang kuat (disebut phycotoxin), melalui rangkaian rantai makanan (moluska, krustasea, dan ikan), yang akhirnya dikonsumsi oleh manusia sehingga menyebabkan keracunan yang menimbulkan berbagai penyakit pencernaan dan neurologis.

Biotoksin Pada Kekerangan

Kekerangan merupakan organisme yang paling banyak membawa jenis biotoksin. Sampai saat ini, diketahui ada lima jenis keracunan biotoksin yang disebabkan oleh kekerangan.

Pertama, yang paling berbahaya, yaitu keracunan kerang paralitik (Paralytic Shellfish Poisoning/PSP). Disebabkan karena mengkonsumsi kerang yang mengandung racun saxitoxin dan turunannya yang dihasilkan oleh dinoflagellata dari genera Alexandrium, Gymnodinium dan Pyrodinium, baik dari perairan tropis maupun subtropis.

Racun diakumulasi oleh kerang didalam tubuhnya ketika memakan alga beracun, tetapi kerang itu sendiri tahan terhadap efek berbahaya dari racun ini, dan menyimpan racun untuk periode waktu tertentu tergantung jenis kerang. Ada yang hanya beracun dalam waktu singkat selama blooming, ada yang dapat mempertahankan racun untuk waktu yang lama, bahkan bertahun-tahun.

PSP merupakan gangguan neurologis, dengan gejala-gejala kesemutan, bibir dan ujung jari terasa terbakar atau mati rasa, ataksia (hilangnya kemampuan koordinasi atas gerakan otot), mengantuk, dan bicara ngawur. Dalam kasus yang parah, kematian dapat terjadi karena kelumpuhan pernapasan. Gejalanya berkembang dalam 0,5-2 jam setelah mengkonsumsi kerang. Pada korban yang dapat bertahan lebih dari 12 jam pada umumnya sembuh.

Kedua, keracunan kerang diaretik (Diarrhetic Shellfish Poisoning/DSP). Ribuan kasus gangguan pencernaan yang disebabkan oleh keracunan kerang diaretik (DSP) telah dilaporkandi Eropa, Jepang, dan Chile.

Dinoflagellata yang menghasilkan racun ini dari genus Dinophysis dan Aurocentrum. Dinoflagellata ini tersebar luas, yang berarti penyakit ini juga bisa terjadi di bagian lain di dunia.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline