Pemberian nama pada hewan itu terkadang membingungkan. Seperti nama-nama hewan laut pada judul diatas, cukup membingungkan kan?
Apa lagi bagi mereka yang kurang awam mengenai biota laut. Ada yang menyebut semua biota yang tersebut diatas adalah jenis ikan. Padahal tidak, Paus bukanlah termasuk jenis ikan. Nah, kalau demikian Hiu Paus ikan atau bukan?
Hiu adalah “ikan” (Pisces), bersama ikan Pari mereka termasuk dalam sub kelompok (sub grup) Elasmobranchii (ikan bertulang rawan) dari kelompok (grup) ikan Cartilaginous. Tercatat lebih dari 200 species ikan hiu di dunia. sebanyak 84 spesies telah dikenali di Indonesia.
Cara berkembang biak kebanyakan hiu adalah ovovivipar, yaitu cara perkembang-biakan dengan bertelur, dimana telur dierami di oviduk dalam tubuh induknya sampai menetas. Setelah menetas, anaknya keluar dari tubuh induknya.
Sedangkan Paus bukanlah “Pisces” tetapi termasuk “Mamalia”. Karena hidupnya di air laut maka sering disebut mamalia laut. Mamalia laut merupakan salah satu anggota kelas mamalia yang telah beradaptasi untuk hidup di dalam air.
Mamalia laut yang banyak ditemukan di laut Indonesia adalah Paus dan Lumba-lumba (Ordo Cetartiodactyla, Infraordo Cetacea) serta Dugong (Ordo Serenia).
Cara perkembang-biakan Paus adalah vivipar, yaitu perkembang-biakan hewan dengan cara beranak atau melahirkan. Oleh karena itu, maka anak yang dilahirkan diberi makan oleh induk betina dengan cara menyusui.
Nah, kalau Hiu Paus? Sesuai dengan namanya, Hiu Paus (Rhincodon typus) yang menggabungkan dua nama jenis biota perairan yaitu hiu dan paus, makanya ikan ini adalah jenis ikan hiu yang berukuran sangat besar, bahkan merupakan jenis ikan yang terbesar di dunia (seperti paus), dengan panjang total dapat mencapai 18-20 meter.
Sekali lagi, Hiu Paus adalah ikan, merupakan salah satu jenis dari ikan Hiu, yang mempunyai ukuran tubuh sangat besar.
Di Indonesia hiu paus memiliki beberapa nama lokal tergantung daerahnya, misalnya masyarakat Papua menyebutnya gurano bintang, di Probolinggo dinamakan hiu tutul, dan dalam Bahasa Jawa Geger Lintang, serta masih banyak nama daerah lainnya.
Nama-nama itu mengacu pada adanya pola totol-totol putih dan garis di kulitnya yang cenderung berwarna keabu-abuan. Pola totol-totol putih ini unik untuk setiap individu dan dijadikan dasar untuk melakukan identifikasi, seperti halnya sidik jari.