Lihat ke Halaman Asli

Trisno Utomo

TERVERIFIKASI

Tephie Lebih dulu masuk F1 dari pada Rio Haryanto

Diperbarui: 27 Februari 2016   15:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Ilustrasi : merdeka.com"][/caption]Kabar gembira yang membahana tentang Rio Haryanto, yang bakalan meramaikan balap mobil Formula One (F1) adalah merupakan apreasiasi terhadapnya, karena dia merupakan orang Indonesia pertama yang mampu masuk dalam ajang balap itu.

Namun ada anak muda Indonesia yang lebih dulu masuk ajang F1, walaupun bukan sebagai pembalap. Dia adalah alumnus Teknik Mesin ITB, Stephanus Widjanarko, bekerja menjadi salah satu engineer yang bertugas mendesain mobil balap F1 di Italia.

Rasanya semakin banyak saja anak bangsa yang mampu menunjukkan prestasi dalam kancah Internasional di berbagai bidang. Sekarang ini Tephie, begitu panggilan akrabnya, bergabung dalam tim Scuderia Torro Roso yang merupakan tim junior dari Red Bull Racing. Dalam tim ini, Tephie berperan sebagai Computational Fluid Dynamics (CFD) aerodynamicist khususnya di bagian external aero development. Dia bertugas untuk merancang bagian depan berdasarkan sisi aeronya, atau secara lebih detailnya pada bagian front wing, nose, forward barge board, suspension layout, tyre shield.

Masuk kuliah di Teknis Mesin ITB tahun 2004, dan lulus dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,95 dari skala 4. Setelah lulus dari ITB, Tephie berencana untuk melanjutkan kuliahnya di luar negeri. Pada tahun 2009, Tephie berhasil mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan studi S2 nya dalam bidang Engineering Fluid Dynamics/Sustainable Energy Technology di Universitas Twente, Belanda. Sampai akhirnya pada tahun 2011, Tephie memperoleh gelar masternya dengan predikat yang sangat baik.

Tephie kemudian bekerja selama setahun sebagai Applied CFD Engineer di Dutch National Aerospace Laboratory (NLR), sambil mengajukan lamaran ke berbagai bidang perusahaan. Pada akhirnya dari sekian banyak lamaran, Tephie berhasil diterima di perusahaan mobil balap impiannya tersebut.

Bekerja di perusahaan mobil Formula Satu atau F1 merupakan impiannya dari kecil. Dan itu dapat terwujud dengan semangat dan kegigihan dalam belajar dan bekerja. Dia merasa tertantang dengan dunia fluid dynamics, karena kerap menemukan masalah fluid dynamics yang tidak memiliki solusi secara eksak.

[caption caption="Ilustrasi : 10pemuda.com"]

[/caption]Tantangan lain, secara teknis, dihadapkan pada masalah dimana push button technology yang tidak dapat menyelesaikan masalah. Dan, pengetahuan F1 Aero sangat sulit untuk didapat di literatur. Peraturan yang terus berubah juga menimbulkan kesulitan untuk mempunyai best practice. Maka, harus terus aktif mencari ide baru dan kritis terhadap data yang sangat terbatas dari alat bantu yang digunakan untuk mengembangkan mobil.

Hingga kini, ia merasa bersyukur atas semua yang telah dicapai. Namun, semuanya tentu tidak berhenti sampai di sini. Ke depan dia ingin berkarier lebih maju sekalian mencari kesempatan menjadi wirausahawan. Semoga keinginannya itu dapat diwujudkan dengan kembali ke Indonesia, mengembangkan usaha, ilmu, dan teknologi di Indonesia, sebagaimana diinginkan oleh Bapak Presiden kita.

Dengan banyaknya anak muda Indonesia berprestasi Internasional, semoga menjadi pemacu bagi anak-anak muda bangsa Indonesia yang lain. Stigma anak muda yang negatif seperti tawuran, geng motor, narkoba, dan lain-lain semoga semakin terkikis dengan prestasi yang diraih tersebut. Semoga.

Salam dari saya.

Referensi

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline