Lihat ke Halaman Asli

Lukman Hakim

ASN di KLHK

Mencari Jejak Mentaok dan Timoho di Jogja

Diperbarui: 13 April 2022   22:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Minggu yang lalu aku bersama rekan kerja, Yuliah dan Peri melakukan eksplorasi materi genetik jenis tanaman Mentaok dan Timoho di beberapa tempat di Kabupaten Bantul. Jenis tanaman Mentaok dan Timoho ini sangat lekat dengan sejarah dan budaya masyarakat Yogyakarta.

Hutan Mentaok merupakan lokasi berdirinya kerajaan Mataram Islam. Kedua kayu dari  pohon Mentaok dan Timoho merupakan bahan baku warangka keris. Kayu Timoho yang bercorak, atau sering disebut pellet memiliki harga yang tinggi dan dipercaya memiliki kekuatan magis.

Lokasi tujuan pertama ke Makam Raja-Raja Mataram di Kota Gedhe. Kami berdiskusi dengan Pak Hendry, Pak Ijan, dan Mas Nugroho yang merupakan Abdi Dalem Keraton Ngayogjokarto Hadiningrat.

"Persebaran Mentaok dahulu cukup luas. Tidak hanya di Yogyakarta saja, tapi di beberapa daerah di Jawa Tengah," kata Pak Hendry.

Kayu Mentaok sekarang sulit didapatkan di lahan masyarakat maupun di hutan, maka beralih ke jenis kayu lainnya. Pohon Mentaok yang masih dapat dijumpai di daerah Bantul antara lain di dalam Makam Raja-Raja Mataram dan pasar Kota Gedhe dan di Desa Wonokromo, Kec. Pleret, Kab. Bantul.

"Pohon induk Mentaok ini di bagian bawah tumbuh trubusan dan di sekitarnya terdapat anakan yang tumbuh liar," ungkap Pak Ijan.

Pohon Mentaok di Kota Gedhe dan di Desa Wonokromo tidak diketahui kapan buahnya masak untuk diunduh. Buah yang matang biasanya akan pecah dan bijinya tersebar.

"Menghadapi kendala ini perlu pengumpulan anakan dengan teknik puteran di sekitar pohon induk dan pengambilan bahan vegetatif berupa trubusan untuk kita stek" usulku untuk memecahkan masalah ini.

Kayu Timoho lunak, mudah dibentuk dan memiliki corak khas berupa pellet juga merupakan bahan baku Warangka keris. Pohon Timoho dapat dijumpai di Desa Banyu Semurup, Kec. Imogiri, Kab. Bantul dan Kantor Dishutbun DIY sekarang sedang berbunga, tapi masih muda.

Menurut Mas Agus pemilik pohon Timoho, diperkirakan sekitar dua bulan lagi baru matang buahnya. Sedangkan menurut Mbah Wuri, salah satu pengrajin Keris di Desa Banyu Semurup, bahwa bahan baku kayu Timoho diperoleh dari Krakal dan Kukup, Kab. GunungKidul.

"Berdasarkan informasi ini maka perlu dilakukan survey ke lokasi tersebut," kata Yuliah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline