Lihat ke Halaman Asli

Lukman Hakim

ASN di KLHK

Pelestarian Tanaman Langka

Diperbarui: 7 Maret 2022   19:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Masih ingat tulisan saya yang membahas tentang tumbuhan itu merupakan "saudara tua" kita sebagai manusia? Banyak manfaat dari tumbuhan bagi mahkluk-mahkluk ciptaan Nya. Maka dari itu, kita perlu bersahabat dan belajar kehidupan dengannya.

Salah satu kegiatan di kantor saya sebelum tahun 2022 adalah telah berupaya untuk menyelamatkan beberapa jenis tanaman langka sejak tahun 2008. Kegiatan ini berawal dari permintaan masyarakat terhadap kebutuhan bibit tanaman kehutanan untuk penghijauan di lingkungan kampung atau kantornya.

Beberapa tanaman langka tersebut memenuhi kriteria keendemikan, kekhasan dan andalan daerah. Selain itu,  memiliki manfaat ekonomi bagi masyarakat baik dari bagian kayu, daun, kulit, buah dan akar sebagai bahan baku tanaman obat.

Kegiatan penyelamatan tersebut meliputi eksplorasi dan mengumpulkan materi genetik baik benih, anakan, maupun bagian vegetatif. Materi genetik tersebut diperbanyak di persemaian dan didistribusikan kepada pihak yang peduli terhadap upaya penyelamatan  seperti institusi pemerintah, sekolah, swasta, dan masyarakat.

Jogjakarta sebagai pusat kebudayaan Jawa, memiliki warisan budaya adiluhung. Beberapa jenis tumbuhan memiliki nilai filosofi mendalam dan berkaitan erat dengan prinsip-prinsip hidup manusia.

Gayam, berfungsi sebagai tanaman peneduh dan konservasi tanah dan air. Kayunya melambangkan manusia yang telah mampu mencapai keutamaan hidup di jalan Tuhan. Sehingga pohon Gayam melambangkan manusia harus mempunyai keinginan untuk meraih keutamaan hidup.

Sawo Kecik berasal dari kata sarwo becik,  memiliki arti serba baik. Pohon Sawo Kecik yang umumnya ditanam di halaman rumah, memiliki arti siapapun yang memasuki atau keluar dari rumah tersebut haruslah berniat dan berbuat baik untuk sekitarnya.

Mentaok merupakan jenis yang terkait erat dengan sejarah awal berdirinya Kerajaan Mataram Islam. Alas atau hutan Mentaok yang lebat dibuka oleh Ki Ageng Pemanahan dan Ki Juru Martani untuk dijadikan desa dan diberi nama Mataram. Lokasi Hutan Mentaok diperkirakan terletak di Kotagede, Yogyakarta.

Timoho merupakan tumbuhan yang menghasikan kayu untuk pembuatan gagang maupun warangka keris. Kayu ini dipilih karena sifatnya yang ringan dan lunak sehingga mudah dibentuk, seratnya unik sehingga tampilan keris menjadi semakin indah. Nama Timoho bahkan diabadikan sebagai salah satu nama jalan di Kota Yogyakarta.

Meskipun memiliki kedekatan dengan sejarah dan budaya Yogyakarta, pohon Mentaok dan Timoho saat ini sudah sulit untuk ditemukan di lahan masyarakat. Pergeseran nilai-nilai sosial dan penyempitan ruang terbuka hijau diduga menjadi penyebabnya.

 Beberapa bibit tanaman langka juga ditanam di Alboretum kantorku sebagai tanaman koleksi. Sewaktu ada kunjungan tamu penting seperti Menteri, Gubernur, maupun pejabat penting lainya. Pembangunan Alboretum ini termasuk dalam kegiatan konservasi eks-situ sebagai back-up jika sulit ditemukan lagi di lahan masyarakat atau di hutan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline