Ada empat jurusan di FKT UGM yaitu Managemen Hutan, Konsevasi Hutan, Budidaya Hutan dan Teknologi Hutan. Semua mahasiswa wajib mengikuti praktek lapangan jurusan yang ada di Jawa yaitu di Wanagama I Gunungkidul dan Kampus Getas, Ngawi. Maka ke-4 praktek lapangan ini masuk ke dalam Praktek Umum (PU) Jawa.
Syarat mengikuti empat PU Jawa harus sudah mengambil minimal 110 SKS. Praktek Budidaya Hutan diselenggarakan di Wanagama I. Tempat ini tidak asing bagi kami karena beberapa kegiatan sering dilakukan di sana termasuk LKMK pada akhir semester I.
Inti dari praktek lapangan ini adalah implementasi mata kuliah silvikultur yang merupakan perpaduan antara ilmu dan seni membangun hutan. Silvikultur meliputi kegiatan pembibitan, penanaman, pertumbuhan, pemeliharaan, sampai dengan pemanenan hasil hutan. Pengampu praktek lapangan ini adalah Dr. Ir. Moch Na'iem, salah satu dosen yang berkiprah dalam pembangunan Wanagama I.
"Wanagama I ini merupakan salah satu pusat penelitian pemuliaan pohon di Indonesia. Lebih 100 plot percobaan pemuliaan pohon ada di sini," kata Doktor lulusan Jepang ini.
Lebih lanjut, tempat ini juga merupakan plot konservasi ex-situ beberapa jenis tanaman hutan yang berasal dari Indonesia maupun luar negeri. "Beberapa plot uji jenis seperti Acacia auriculiformis, A. mangium, Kayuputih, Pinus, Murbei, Mahoni, Jati. Selain itu juga ada koleksi tanaman langka seperti Eboni dari Sulawesi dan Cendana dari NTT."
Mata kuliah dendrologi yang diajarkan Dr. Rujiman diajarkan dan dipraktekan di sini. Saat menjelaskan fungsi banir, Pak Rujiman bertanya pada mahasiswa,"coba sebutkan fungsi dari banir?"
"Sebagai alat pernafasan pak," jawab Heru yakin.
"Ada yang lain?" karena lama tidak ada yang menjawab, Beliau bertanya lagi,"ada yang pernah ke Kebun Raya Bogor?"
"Saya pak," kata Rina anak asal Jakarta.
"Ya silahkan, apa fungsi banir di sana?"
"Untuk pacaran pak," jawabnya dengan PD.