Lihat ke Halaman Asli

Lukman Hakim

ASN di KLHK

Parman (11)

Diperbarui: 26 Januari 2022   05:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

istimewa

Tahun 1994 adalah tahun saat angkatanku harus tampil dipangung "politik" kampus. Aku yang sudah bergabung di salah satu organisasi extra sejak awal masuk, tepatnya 1 minggu setelah OSPEK diminta ikut kontestasi Ketua Senat Mahasiswa FKT UGM.

Saat kampanya, isu yang aku angkat tentang kebijakan Dekanat yang mensyaratkan mahasiswa yang ber-IP tinggi saja yang bisa Praktek Umum (PU) Luar Jawa di Perusahaan swasta Hak Pengusaahaan Hutan (HPH) atau Hutan Tanaman Industri (HTI). Waktu itu IPK tidak sampai 3. Bahkan pada semester awal pernah Nasakom (Nasib satu koma).

Jadi aku berusaha meraih suara mahasiswa Nasakom yang tidak memenuhi persyaratan PU Luara Jawa di HPH atau HTI. "Akan aku perjuangan agar diskriminasi tentang kebijakan syarat PU Luar Jawa itu dijabut!!!" Kataku penuh semangat.

Perhitungan suara pemilihan Ketua Senat Mahasiswa FKT UGM periode tahun 1994 - 1995 sudah selesai dan Sugiato sebagai peraih suara terbanyak. Sedangkan pemilihan ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), dimenangkan Teguh, menang tipis dengan saingan terberatnya, Agus.

Teguh menang 1 suara, yang ternyata 1 suara Teguh itu berasal dari Agus."Aku janjane wegah dadi ketua, mulo suaraku tak pasrahno Teguh wae," kata Agus yang sering dipangil Picus ini.

"Piye to koe ki. Tiwas modalku entek okeh ben koe iso menang je Cus," protes Oka.

Seminggu setelah hari pencoblosan masing-masing wakil mahasiswa ini menyusun draf rencana kerja selama 1 periode kepengurusan. Dua rencana kerja prioritas adalah studi banding ke beberapa instansi kehutanan di Jakarta dan pendampingan desa binaan di Gunungkidul

Setiap organisasi dalam menjalankan rencana kerja membutuhkan dana. Kemampuan untuk menyusun proposal, meyakinkan donatur, dan mengelola dana yang didapatkan menjadi pelajaran berharga bagi seorang mahasiswa yang tidak didapatkan di bangku kuliah. Kemampuan ini disebut soft skill yang sangat berguna saat menjalani dunia kerja kelak.

Dengan mencurahkan segenap kemampuan, akhirnya proposal kepada para donatur selesai. Parman dan Sugiarto menghadap ke Pak Agus selaku Pembantu Dekan III, "ini pak proposalnya sudah final. Koreksian yang terakhir dari Bapak sudah kami perbaiki," kata Parman.

Setelah dibaca, Ia pun berkata,"oke, sabtu saya ke Jakarta. Nanti saya sampaikan ke beberapa alumni di sana. Tolong difotokopi 3 kali," kata Dosen yang dulu seorang aktivis mahasiswa.

"Iki aku nyumbang buat beli tiket ke Jakarta untuk 5 orang, untuk baliknya dan biaya selama di Jakarta tergantung donatur nanti. Tapi tiket bus atau kerete ekonomi loh ya, dudu pesawat."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline