Lihat ke Halaman Asli

Lukman Hakim

ASN di KLHK

Ancol Bligo

Diperbarui: 22 Januari 2022   14:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Tidak seperti ngowes pada beberapa hari libur sebelumnya, kali ini aku dapat teman yang bernama Mas Eka Muhammad. Beliau adalah Senior di Fakultas Kehutanan UGM angkatan '83 yang sering membaca apa yang aku tulis di FB. Suatu ketika Mas Eka yang aku kenal sebagai Goweser ini menawarkan diri via FB untuk menemani sampai ke hulu Selokan Mataram (SM) yang terletak di perbatasan antara Jawa Tengah (Jateng) dan DIY.

Malam minggu kemarin ada WA masuk dari mantan ketua Silatnas Kahmi 2016 ini, "Dik, jadi enggak besok ke Ancol?"

"Insyallah jadi mas. Jam berapa dan kumpul dimana ya?" Jawabku.

"Di bangjo pertemuan antara SM dan Jl. Monjali jam 7an ya?" Tak lama kemudian.

"Insyallah siap mas!!!"

Ancol Bligo ini merupakan objek wisata berupa bangunan DAM yang terletak di Kec. Ngluwar, Kab. Magelang, Jateng. Sedangkan di sebelah baratnya masuk wilayah Kalibawang, Kab. Kulon Progo, DIY. Pembangunan DAM ini konon pada tahun 1914, di zaman penjajahan Belanda yang waktu itu Gubernur Jenderal nya bernama Van Der Wijk.

Oleh karena itu, saluran air berupa irigasi untuk mengairi persawahan dan perkebunan teh di Moyudan, Bantul bernama saluran Van Der Wijk. Selanjutnya pada era penjajahan Jepang, tepatnya pada tahun 1942 dibangunlah SM yang hulunya dari DAM yang dirancang mengambil air dari Sungai Progo dan diarahkan ke Sungai Opak sepanjang 31,2 km untuk irigasi daerah Yogyakarta bagian utara.

Tepat pukul 7, kami pun bertemu di tempat yang sudah disepakati. Mas Eka yang bertugas sebagai Kepala Perhutani DIY memang sudah terbiasa mengisi waktu liburnya dengan Ngowes. Menurutnya, perjalanan ke Ancol ini masuk katagori sedang karena diperkirakan sampai rumah sekitar jam 12-an. "Kalau jarak jauh seperti ke Ketep, Magelang atau ke Boyolali bisa sore sampe ke rumah," terangnya.

"Kalau aku masih level pemula Mas. Paling jauh ya sampai ISI Jl. Paris itu, hehehehe," jawab ku sambil santai.

Hari ini cuaca sangat cerah dan udara setelah menyeberangi Ringroad Barat sangat segar. Sekitar pukul 8-an tidak terasa sudah sapai di SMPN 2 Tempel dimana jalan aspal yang menyusuri SM sudah habis. Ahirnya kami putuskan lewat Jalan Kabupaten untuk sampai ke tujuan.

Tidak lama kemudian pas di jembatan terdapat plang nama perbatasan antara DIY dan Jateng. Artinya hari ini aku telah memecahkan rekor ngowesku sendir dengan melintasi 2 provinsi, yaitu DIY dan Jateng.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline