Lihat ke Halaman Asli

Lukman Hakim

ASN di KLHK

Parman (8)

Diperbarui: 20 Januari 2022   19:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi pribadi

"Andragogi adalah ilmu dan seni mengajar orang dewasa. Orang dewasa disini tentunya sudah mandiri dan mampu mengarahkan diri sendiri. Oleh karena itu, dalam metode ini yang penting adalah adanya proses interaksi belajar secara mandiri dan peran guru sudah tidaklah banyak," kata salah satu narasumber pada hari pertama Penataran P4 di Ruang HTI, Fakultas Kehutanan (FKT) UGM.

"Jadi tidak berlaku lagi cara belajar di SMA di sini. Tidak hanya nanti pas kuliah, tapi termasuk dalam Penataran P4 ini," lanjut pria berambut putih.

Dalam Penataran P4, teman-teman yang masuk dengan jalur Penjaringan Bibit Unggul Daerah (PBUD) relatif lebih vokal dan percaya diri saat diskusi. Aku catat nama Yayan dari Bengkulu, Bewi dari Lampung, Agus dari Sulteng, Kariamansyah dari Aceh, dan Amet dari NTB sering mengacung untuk bertanya atau mengkritisi sesuatu.

Mereka tentu bisa lolos di daerahnya tidak hanya pinter saja dalam pelajaran sekolah, pasti punya prestasi non akademik dan sering tampil di depan umum. Yang aku heran, kenapa Retno yang dulu aktivis OSIS di SMAku belum menunjukan kelasnya. Apakah karena dia sekolah di Jogja sehingga memilih diam?

Setelah penutupan, kami diminta tetap tinggal di ruang yang memiliki 4 pintu masuk, 2 di kanan dan 2 di kiri. Tiba-tiba ada suara keras dari balik 4 pintu, "GUBRAKKKKKK!!!!

Dan seketika masuklah para senior berpakaian kebesaran berupa planel dan celana blue jeans dengan membentak-bentak kami yang ada di ruangan. "Apa kamu, tadi ketawa-ketawa!!!" salah satu senior "Maju sinih!!! Cepat......!!!" dengan suara sangat keras memintaku maju.

"Iya mas...iya mas...." Teriak ku.

"Apa kau pangil aku Mas. Kangmasmu po!!" teriak senior yang lain tepat di telinga kananku.

"Ayo pust-up 30x kau!!!" perintah yang lain. "Baru masuk UGM aja kau sudah ketawa-ketiwi. Bangga ya kau bah......!!!" dengan logat Bataknya yang kental.

Ternyata tidak hanya aku yang disuruh maju. Dari 4 pintu mungkin lebih dari 20 senior masuk berteriak-teriak, memukul-mukul kursi dan meja di depannya, serta menghukum para juniornya tanpa ampun.

Tidak hanya yang cengar-cengir yang kena damprat, tapi mereka seperti mencari-cari kesalahan jeniornya. Ada yang gara-gara lengan bajunya dilinting, tidak pake dasi karena dirasa acara sudah selesai, rambut gondrong dan tidak rapi. Teman wanita juga tidak lepas dari "siksaan" mereka, misalnya rambunya yang dikucir. Hal sepele bukan?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline