"Man...Man....Parman.... tangi le. Iki jenengmu ono. Koe brati lulus yo le?" Gugah bapak sambil menunjukan namaku tercantum dalam pengumuman yang ada di lembar terakhir Koran Suara Merdeka.
Pagi-pagi bapak sendiri yang pergi ke terminal bus tempat para loper koran mendistribusikan beberapa mass media cetak lokal maupun nasional. Bermodalkan nomor test UMPTN yang aku berikan tadi malam. Aku takut namaku tidak ada dan akan membuatku limbung, maka bapak yang mengalah untuk mencari koran.
Aku segera cek nomor ujian dan kode fakultas. "Alhamdulillah iki nomerku pak," dan akupun secara spontan sujud syukur.
"Fakultas opo le?"
"Kehutanan UGM pak!" Jawabku mantab. Akupun dipeluknya dan tampak mata bapak berkaca-kaca.
"Syukur lah le, cita-citamu terwujud," saut ibu juga sangat gembira.
"Sido syukuran mak?" Tanya mbakyuku.
"Sido ndug, yuk blonjo neng pasar saiki," jawab ibu bergegas belanja bahan masakan untuk syukuran yang akan diter-terke ke tetangga dekat.
Akupun membaca jadwal, uang SPP dan uang lainya yang harus dibayar, serta beberapa dokumen yang harus aku bawa untuk daftar ulang. "Senin harus sudah daftar ulang pak," kataku.
"Yowis bapak tak cuti 3 dino ngeterke koe le. Bapak yo pengin ndelok kampusmu."
"Njih pak."