Lihat ke Halaman Asli

Leya Cattleya

TERVERIFIKASI

PEJALAN

Pembukaan Bioskop di Masa Pandemi: Benarkah Virus Musuh Kita yang Bahagia?

Diperbarui: 31 Agustus 2020   11:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mladen Antonov/AFP via Getty Images

Berencana Membuka Kembali Bioskop Ketika Rekor Pasien Positif COVID-19 dalam Sehari adalah di Atas 3.300 orang? 

Gubernur DKI merencanakan pembukaan bioskop dalam waktu dekat. Hal ini disambut baik Wiku Adisasmito, juru bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito.

Wiku menyebutkan bahwa akan dilakukan prakondisi, waktu, prioritas, persiapan dan simulasi dan disyaratkan protokol kesehatan.

Antrian masuk dan keluar dijaga ketat dan dijaga jarak minimal 1,5 m, kesiapan penyelenggara dengan pelatihan dan memastikan protokol kesehatan dilakukan. Juga disyaratkan usia pengunjung adalah pada rentang usia 12 sampai 60 tahun dan mereka tidak memiliki persoalan kesehatan, flue dan lain lain.

Selama menonton tidak diperkenankan minum dan makan, dengan waktu menonton tidak lebih dari 2 jam. Masker dipergunakan selama menonton dan kualitas masker diharapkan minimal sama dengan kualitas masker bedah. Kontak dengan petugas dan sesama penonton juga dihindari. 

Wah...darimana kita tahu bahwa pengunjung sehat? Bagaimana dengan kita yang tanpa gejala (OTG)? Persyaratan bahwa masker yang dipakai adalah lebih baik atau setingkat dengan masker bedah juga berarti masker N95 akan menjadi indikator aman? 

Soal diijinkannya bioskop untuk dibuka kembali bagi publik bukan hanya mengundang polemik tetapi juga menguji pertimbangan kita. Ini termasuk melihat argumentasi yang disebut Wiku Adisasmito adalah bahwa menonton film di bioskop dan sinema akan memperbaiki tingkat imunitas karena bahagia dan suasana mental fisik ditingkatkan.  

Isu penutupan bioskop telah terjadi pula pada pandemi flue spanyol di tahun 1918 - 1920. Pada saat itu semua bioskop di seluruh dunia tutup.

Hanya Inggris yang mempertanyakan penutupan itu, dengan argumen bahwa bioskop adalah media hiburan di kala perang dunia pertama. Tentu saja argumen penutupan dan pembukaan bioskop di masa pandemi covid-19 berbeda. 

Diskusi terkait pembukaan kembali bioskop di masa pandemic bukan hanya terjadi di Indonesia. Data jadwal pembukaan kembali bioskop di beberapa negara dapat dilihat pada dailyscreen.com, meski data ini tidak termasuk jadwal di Indonesia. 

Sumber : Dailyscreen.com yang diproses)

Amerika mungkin negara yang bisnis bioskopnya akan kena dampak cukup keras karena memang Amerika hidup dari motion picture.

Untuk Amerika Serikat, motion pictures and program televisi merupakan sumber ekonomi dan budaya utama. Pada tahun 2016 industri ini mendukung 2,1 juta tenaga kerja dengan nilai upah senilai S$ 139 miliar.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline