Lihat ke Halaman Asli

Leya Cattleya

TERVERIFIKASI

PEJALAN

Hari Nyamuk (Betina) Internasional dan Perdebatan Soal Nyamuk GMO

Diperbarui: 22 Agustus 2020   12:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Nyamuk GMO ( Foto : mosquitomagnet.com)

Selamat Hari Nyamuk (Betina) Internasional!

Dua hari yang lalu, atau tepatnya pada 20 Agustus 2020, diperingati sebagai Hari Nyamuk Internasional. 

Meski sedikit terlewat, saya melihat masih relevan kita menilik peringatan untuk mengingat jasa dokter Inggris bernama Sir Ronald Ross yang menemukan bahwa nyamuk betinalah yang menularkan penyakit Malaria dari orang satu ke orang yang lain. 

Peringatan ini awalnya diadakan oleh the London School of Hygiene & Tropical Medicine setiap tahun sejak 1930.

Lalu apa signifikansi dari peringatan ini, sementara kita tahu bahwa yang bertanggung jawab pada penyakit ini adalah sang nyamuk? Peringatan ini penting untuk mengingkatkan kesadaran kita bahwa binatang, dan bahkan binatang sekecil nyamuk adalah bagian dari lingkaran kehidupan manusia.

Nyamuk memang termasuk satu dari makhluk hidup yang menjadi media penularan banyak penyakit yang disebut sebagai Vector-borne diseases (VBD), atau penyakit yang disebabkan oleh vektor. 

Data dari World Health Organization (WHO) mencatat sekitar 17% dari penyakit infeksi disebabkan oleh VBD. WHO juga mencatat bahwa penderita VBD yang meninggal, baik yang disebabkan oleh parasit, bakteria maupun virus adalah sekitar 700.000 pertahun.

Terkait Malaria, ia dibawa oleh nyamuk anopheles melalui gigitannya. Nyamuk melepaskan parasit Malaria ke tubuh kita dan melepasnya ke darah kita, yang kemudian dapat menginfeksi ke seluruh tubuh kita. 

Nyamuk Malaria banyak datang dan menggigit manusia di malam hari. Ini berbeda dengan nyamuk yang membawa Demam Berdarah dan Demam Berdarah Dengeu yang biasanya terbang di siang hari.

Data 'World Malaria Report 2018' yang diterbitkan WHO menunjukkan terdapatnya 435.000 orang (mayoritas anak-anak di bawah 5 tahun) meninggal di seluruh dunia, yang disebabkan oleh Malaria. 

Mayoritas, atau sekitar 80% kematian itu terjadi di Afrika dan India. Dipercaya sekitar 219 juta kasus malaria ada di sekitar 100 negara, khususnya wilayah tropis di seluruh dunia. Ini adalah data yang serius. Terutama mengingat besarnya dampak atas risiko yang ada.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline