Ulang Tahun yang Terlupakan
Beberapa hari yang lalu, tepatnya tanggal 17 Maret adalah Hari Perawat Indonesia. Sayangnya, sebagian dari kita mungkin sempat melupakannya. Padahal hampir semua stasiun televisi, media cetak, dan media sosial memberitakan perjuangan perawat yang berada di garda terdepan dalam merespons dan merawat pasien yang terkena virus Covid-19.
Rentannya perawat akan virus corona sebetulnya bisa diduga. Sebagian besar perawat yang melayani pasien di klinik dan puskesmas kecil saat ini diberitakan kesulitan mengakses masker. Padahal, ini sesuatu yang mendasar sekali. Berita tentang hal ini telah ada di mana-mana.
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) pun mulai mempertanyakan apa yang telah dipersiapkan oleh pemerintah untuk mengadakan alat perlindungan diri bagi perawat ketika menangani pasien.
Beban tugas perawatpun meningkat dan tanpa pengganti, sehingga banyak yang kelelahan. Sementara itu, panduan dasar yang jelas tentang prosedur penangganan virus di tingkat pelaksanaan juga dianggap masih tidak konsisten.
Di sisi lain, para perawat yang bertugas pun tentu memikirkan anak dan keluarga mereka. Terdapat keluhan atas jumlah perawat. Pertanyaan terkait keberadaan relawan yang bisa menggantikan peran perawat pun dianggap sulit.
Berbagai kalangan masyarakat di Indonesia, khususnya di kota kota besar, mengadakan gerakan solidaritas untuk mendukung tim paramedis, termasuk perawat, untuk merespons corona.
Gerakan tersebut berupa penggalangan dana untuk mengadakan masker dan keperluan lainnya, termasuk hand sanitizer.
Melihat tanggung jawab besar dari perawat, tak kurang Gubernur DKI Jakarta menyediakan dana insentif kepada perawat sebesar Rp 215.000,- per orang/hari. Tapi apakah semua itu cukup, karena sifatnya sementara? Bagaimana situasi dan isu yang ada pada kecukupan sumber daya perawat Indonesia?
Seberapa kita Mengenal Perawat?
Di layar kaca dan di media, peran perawat sebagai bagian dari tenaga medis dalam merespons merebaknya virus corona sudah bukanlah rahasia lagi. Mereka bekerja siang dan malam tanpa menunjukkan kelelahan.
Saya bukanlah seorang yang bekerja di bidang medis, sehingga tulisan ini lebih merupakan pengalaman pribadi, baik dalam lingkup pekerjaan maupun berdasar observasi saya terkait keperawatan.